Malam terasa dingin sekali sementara tangan ini memegang erat sebotol minuman yang memabukan diiringi lagu asmara. aku mewarnai roko putih dengan api yang merah, kepalaku amat pusing saat asap rokok itu mengepul menyerupai wajah dan tubuhmu. aku reguk kembali minuman yang tersisa banyak tak sadar tangan ini mengirimkan sebuah pesan singkat yang tak perlu ku kirimkan, sambil berharap balasan aku menikmati kembali rokok yang telah berkurang kepanjangannya makin banyak kepulan yang aku keluarkan ketika datang balasan darinya ” Ada apa tumben ” wajahmu semakin bergentayangan kembali ku balas pesan darinya “Bisa temani aku malam ini?” usai ku balas pesan itu aku keluar menuju kamar mandi yang melewati kamarnya sambil perlahan aku melirik ke arah kamar itu… pintu itu sedikit terbuka mata ini sejenak sulit berkedip dikala melihat gaun tipis yang menutupi tubuh itu… “owhh betapa aku ingin menempelkan tangan ini tepat pada tubuhnya” itu hanya keinginan birahiku saja aku kembali menuju kamarku usai dari kamar mandi.. terlihat ada pesan yang belum sempat aku baca cepat sekali tangan ini membuka pesan yang berisi “tunggu aku di kamarmu” hati ini makin tak karuan lalu kembali aku meneguk minuman itu dan menyalakan kembalai sebatang roko. ya aku memang sudah mabuk saat itu insting birahiku semakin memuncak dan tak sabar aku ingin dia menemui aku, cukup lama ia belum membalas pesan dariku dan entah mengapa kaki ini membawaku kembali ke tempat yang tadi aku terhenti sebelum ke kamar mandi pintu itu masih belum tertutup dia pun belum tidur menurutku. hening saat itu kala hujan reda, aku terhentak kaget mendengar handphone di kamarku berdering keras kembali aku mengambil handphone di kamarku ku baca “AKU TAHU KAU MELIHATKU DI BALIK PINTU YANG SEDIKIT TERBUKA MASUK SAJA JANGAN MALU-MALU” tubuhku bergetar beserta fikiran yang kacau dengan menghabiskan minuman aku beranjak ke kamar itu dengan sempoyongan “satu, dua, tiga, empat, lima” tepat sekali langkahku meuju pintu kamarnya namun aku tertunduk melihat ceceran darah yang bergumpalan ketika mata ini ingin melihatnya dia sudah berada di depan batang hidungku sambil tersenyum dengan air mata membisikan “KU HARAP KAU TAK SEPERTI MEREKA YANG HANYA MENIKMATI PEREMPUAN KEMUDIAN DICAMPAKAN AKU MENJADI KORBAN DAN TELAH AKU GUGURKAN KANDUNGANKU SETELAH 3 BULAN AKU SEMBUNYIKAN KINI TAK ADA LAGI YANG HARUS AKU PERTAHANKAN. SELAMAT MALAM”