Dan 50 Esai Bahasa Lainnya
Entah alasan apa kata jomlo digunakan sebagai judul novel dan kata gelo digunakan sebagai nama acara tersebut. Mungkin kata jomlo dipilih karena pengarang novel itu berasal dari Bandung dan berkisah tentang mahasiswa di Bandung. Mungkin juga kata gelo dipilih karena pemenang pertama API berasal dari Bandung.
Kata jomlo dan gelo memang bukan lagi milik orang Sunda. Kedua kata itu telah menjadi kosakata bahasa Indonesia dengan tercantum sebagai lema dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Kata jomblo dalam Kamus Basa Sunda (KBS) yang disusun oleh R. Satjadibrata (Kiblat, 2005) dirujuk pada lema jomlo yang berarti ‘taya nu mikahayang (barang dagangan) atawa taya nu ngalamar (awewe)’. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, keterangan itu berarti ‘tidak laku (barang dagangan) atau tidak ada yang melamar (perempuan). Dalam KBBI (Edisi Ketiga, 2002) jomlo diberi keterangan ‘gadis tua.’
Keterangan yang terdapat dalam dua kamus itu tampaknya sudah tidak memenuhi lagi nuansa makna yang terkandung dalam kata jomlo saat ini. Jomlo mengalami penyempitan dan perluasan makna sekaligus.
Dari kedua keterangan dalam KBS makna jomlo menyempit pada makna kedua. Di sisi lain makna kedua jomlo dalam KBS yang asalnya lekat pada wanita mengalami perluasan makna. Kata jomlo menjadi predikat yang dikenakan kepada orang yang tidak laku atau tidak mempunyai pacar, baik laki-laki maupun perempuan.
Judul: ABG YANG JOMLO, dan 50 Esai Bahasa Lainnya
Penulis: Asep Rahmat Hidayat
Penyunting: Abdul Hamid
Penerbit: Yayasan Mata Pelajar Indonesia
Seri: Pustaka Bahasa
Tahun terbit: Cetakan I, 03-2023-PB
Tebal: 244
Harga: Rp95.000,00
ISBN: (dalam proses pengajuan)
Narapesan: 082217803040