Aku Bangga dengan Bahasa Indonesia

1 min read

 

Bahasa merupakan alat kominikasi yang menyatakan segala sesuatu yang tersirat dalam diri kita.A.Chaedar Al wasilah penulis buku Politik Bahasa dan Pendidikan berpendapat bahwa bahasa pada hakikatnya cermin pendidikan penuturnya,sedangkan langeveld berpendapat bahwa bahasa sebagai suatu sistem ketepatan hubungan ,memungkinkan manusia melakukan hubungan diantara sesama dalam kehidupan bermasayarakat.Jadi dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah alat komunikasi yang memungkinkan manusia berhungan dalam kehidaupan sehari-hari.

Bahasa Indonesia lahir pada Kongres Pemuda 28 Oktober 1928 di Solo,sehingga bulan Oktober dijadikan sebagai bulan bahasa.Dalam kurun waktu 82 tahun ini perkembanagn Bahasa Indonesia begitu menghawatirkan .Mengapa demikian ? Banyak warga Negara Indonesia yang tidak bangga lagi dengan Bahasa Indonesia .Simak saja kebebasan para kawula muda dan pejabat dalam berbahasa,contoh kecilnya gue yang diartikan saya dan elo yang diartikan kamu dan sebagainya.

Semakin majunya zaman serta semakin berkembangnya suatu Negara maka semakin banyak pembiasan bahasa.Dari bahasa baku berubah menjadi bahasa “gaul”.Hal ini banyak terjadi,biasanya bahasa yang sudah benar susunannya menjadi tidak terarah.Yaitu dengan semakin jarangnya kita menggunkan bahasa Indonesia yang baik dan benar.Makanya bahasa kita mudah terkontaminasi atau bercampur dengan bahasa asing.

Apa faktor penyebabnya ? saya kira faktor “pergaulan” sangatlah mendorong kita terlihat mengikuti perkembngan zaman yang saat ini terjadi dimana saja tanpa pandang bulu.Tanpa kita sadari kita sudah terkena virus budaya lain.Walaupun di Negara kita sendiri bahasa Indonesia yang baik dan benar tetap dipelajari,namun tidak dapat dipungkiri budaya asing sudah masuk dan pemerintah pun tidak membatasi budaya asing yang masuk .

Namun jangan hanya menyalahkan budaya asing saja .Melainkan diri kita yang harus berbenah diri.Jadi kembali pada diri kita masing-masing agar tetap dapat terkontrol dengan baik.

Rasa bangga terhadap bahasa Indonesia dan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar harus ditanamkan sejak dini.Karena menurut A. Chaedar Al wasilah mengatakan bahwa kecendrungan ini patut kita waspadai sebagai “tanda zaman”dari cairnya semangat Sumpah Pemuda 1928.Barangkali resep yang paling sederhana untuk menanamkan rasa cinta terhadap bahasa Indonesia adalah melalui strategi kesejahteraan ekonomi maupun politik.

Kini menjadi tugas kita sebagai generasi muda mengembalikan bahasa Indonesia kedalam cita-cita dan fungsi yang sesungguhnya.Bukan hanya bangga terhadap bahasa Indonesia,nmaun dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar .Kalau bukan kita siapa lagi ?

Majulah bahasa Indonesia,harapan itu masih ada.

 

Wildan Nuruzzaman

SMAN 1 CIAWI-TASIKMALAYA

KoPer JuaRa (Komunitas Pelajar Jurnalis tasik utaRa)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *