
Paradigma tentang pergaulan bebas mungkin sedikitnya bisa terbuka dengan kasus seperti ini. Apakah ini salah satu akibat dari itu? Tidak menutup kemungkinan bahwa memang ada kasus yang terjadi akibat dari itu. Ada juga kasus rumah tangga. Bahkan ada kesaksian yang menyebutkan bahwa karena dendam pada suami, akhirnya dia membuang bayi hasil dari perkawinannya. Atau karena adanya ketidak puasan dalam rumah tangga? Atau juga karena tidak menginginkan mereka lahir? Terus apakah ketika melakukan hubungan badan, terpikir imbas dan resikonya?
Selingkuh. Pemicu lain dari kasus ini. Pelaku mambuang bayi untuk menghilangkan jejak karena itu merupakan aib. Dan mereka tidak mau aib itu sampai tercium masyarakat umum. Hingga berani berbuat nekad seperti itu.
Pelajar yang semakin hari semakin riskan keadaannya. Dengan pergaulan bebas, bahkan sex bebas juga mungkin, ini salah satu penyebab nya. Karena dengan alasan ingin pembuktian cinta kepada pasangannya, sampai berani mempertaruhkan kehormatan sendiri. Padahal banyak cara untuk membuktikan pembuktian cinta itu. Disini, kalo saja kita bisa menahan sadar dan nafsu kita, ada batas-batas dimana kehormatan menjadi yang utama.
Kepada para ibu, mereka juga manusia yang layak hidup. Bukan binatang yang liar. Mereka adalah bibit kehidupan yang mungkin akan semakin memberi warna pada hidup kita. Anehnya lagi, sampai setega itu? Bahkan sebelum dibuang, ada yang sempat dibakar atau dipanggang. Ini bukan jaman batu atau jaman kanibalisme. Bentuk ketidak puasan karena apa ini semua? Apakah dengan sengaja? Atau bertindak diluar sadar ketika mambakar dan panggang mereka? Imbasnya, bathin sendiri yang menjadi sasaran. Pembuangan itu bukan tidak meninggalkan jejak dalam ingatan. Tapi justru malah kita dibuat tidak tenang setelah melakukan itu. Bahkan sampai ada yang menjadi stress berat dan gila. Menurut pengakuan seorang ibu yang pernah membuang anaknya sendiri, dalam pikirannya itu selalu melintas bayang-bayang anaknya yang terus saja menangis, kemudian seakan mencekik leher. Tapi yang paling sering adalah suara-suara tangis bayi. Dia pun menyesali perbuatan terkutuk itu. Hidup jadi tidak tenang. Apalagi seorang ibu mempunyai hubungan bathin dengan anak-anaknya.
Dalam hal ini semua pihak yang bersangkutan, baik itu suami, istri, muda-mudi pasangan, harus terbuka pikiran dan sudut pandang. Saling menghargai, menghormati, dan bisa kontrol diri. Hidup menjadi susah bukan karena orang lain yang membuat susah, tapi kita sendiri yang terkadang manjadikan hidup itu semakin susah. Hentikan semua perbuatan terkutuk seperti di atas. Mereka juga manusia berhak hidup mewarnai dunia. []