BERBAGAI kegiatan dilakukan orang-orang Muslim untuk melengkapi ibadahnya di bulan ramadan. Ada yang melakukan bakti sosial, ada yang mengadakan kegiatan-kegiatan keagaamaan, ada yang mengadakan perlombaan-perlombaan dan sebagainya.
Pesantren Darussalam sebagai lembaga pendidikan Islam yang berusaha mencetak pemimpin di masa depan mengadakan bazar ramadan 1431 H, di halaman Ibnu Rusydi. Halaman Ibnu Rusydi yang tadinya merupakan lahan parkir dan sering digunakan untuk melaksanakan upacara ini berubah menjadi pasar kecil. Ada sekitar dua belas stand/kios kecil dengan ukuran masing-masing 3×3 m dan 4×4 m berbaris menjajakan keindahan dagangan masing-masing.
Peserta kegiatan bazar ini adalah pedagang yang ada di sekitar kampus yang kesehariannya suka mangkal untuk mengais rezeki. Di samping itu, ada pedagang-pedagang lain yang berasal dari santri, baik itu santri MTs, MAN dan SMA, juga mahasiswa Institut Agama Islam Darussalam. Bazar ini mulai beroperasi setelah pengajian ashar dan berakhir pukul setengah sepuluh malam.
Ada dua kios yang merupakan perwakilan dari Mahasiswa IAID. Kios pertama dari BEM dan yang kedua dari HMI Komisariat IAID dan tempatnya pun berdampingan, meskipun dalam penentuan kios ini sudah diadakan pengundian terlebih dahulu. Berbagai dagangan disajikan dengan harga yang beraneka macam. Mulai dari buku, makanan ringan, pakaian, sendal, makanan untuk ta’jil bahkan martabak dan lain-lain. Martabak ini adalah martabak spesial buatan Jajang (24) mahasiswa IAID, yakni martabak “jahe”. Martabak ini berada di stand HMI.
Ali (21), pedagang di stand BEM mengatakan dengan adanya bazar ramadan ini ia jadikan sebagai pengalaman dalam berwirausaha yang nantinya dapat dijadikan sebagai modal untuk berniaga di masa depan. Omzetnya bervariasi dari hari ke hari. Karena konsumennya adalah santri yang tentu persediaan cadangan untuk jajannya terus berkurang seiring berjalannya waktu. Kadang rugi, kadang juga dapat mengambil keuntungan dari hasil penjualan ta’jil berupa es kelapa muda.
Bagi santri sendiri, bazar ramadan ini merupakan hal yang menyenangkan terutama bagi anak-anak MTs. Seperti yang diungkapkan Azhar (12), siswa kelas VII Logika MTs Darussaalam. “Saya merasa senang, karena di bazar bisa membeli ta’jil untuk berbuka puasa juga ngabuburit”. Selain itu ia menambhkan ta’jil yang selalu menjadi incarannya adalah es kelapa muda dan batagor. Hal serupa diungkankan oleh Fachri dan beberapa temannya yang lain.
Lain halnya dengan Fauziyyatunnisa (11), dengan bazar ini ia senang karena baru kali ini dia menemukan bazar yang menjual beraneka ragam baju dan sandal yang memakai nomor. “Saya merasa senang karena bisa melihat beragam asesoris seperti liontin, cincin dan lain-lain”, tambahnya.
Begitulah bazar ramadan darussalam. Kegiatan yang laksakanakan selama hampir tiga minggu ini merupakan ajang untuk mencari ilmu, dalam hal ini ilmu praktis berupa cara berdagang yang tidak ada di bangku sekolah yang hasilnya dapat dilihat langsung berupa rezeki dari hasil penjualan tiap hari.