Apa yang menimpa Tasikmalaya pada bulan Ramadhan lalu, mungkinkah satu peringatan bagi kita semua. Meskipun itu memang gejala alam, tapi Alloh jugalah yang berkehendak, bukan semata-mata hanya berkehendak kalau tidak ada maksudnya.
Oi Trotoar Tasikmalaya, Senin 28 September 2009 yang bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahunnya yang ke 6, dengan bertempat di Bunderan Adipura (Mesjid Agung Tasikmalaya), menggelar ritual “ Bersih diri, hati dan pikiran “ dengan format kesenian jalanan.
Asap hio dan kemenyan yan genusuk hidung diiringi tetabuhan layaknya musik ritual, seakan mengawali prosesi. Dua pelaku memasuki arena, melumuri tubuhnya dengan tanah (lumpur) kemudian membasuhnya dengan air kembang. Air, tanah, api, dan angin adalah unsur alam yang menunjang kehidupan manusia. Alam itu bisa marah dan rusak akibat dari manusia itu sendiri. “Bukan hanya kepada sesama manusia saja kita bermaafan tapi kepada alam pun harus, sebab alam menyokong hidup kita selama ini. Ada baiknya kita minta maaf juga kepada alam sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa lewat hati dan pikiran yang bersih”, begitu yang dituturkan Kang Acong sebagai sesepuh dari Oi Trotoar.
Pelaku (Ivan Brekele dan Krisna dari Oi Trotoar) mengakhiri ritual dengan memotong rambut gimbal mereka. Satu persatu yang hadir pun ikut memotong rambutnya dan membakarnya di atas bara hio dan kemenyan.
Mereka berharap dengan ritual ini, dapat membersihkan diri, hati, dan pikiran mereka khususnya, umumnya untuk umat manusia semua. Mereka pun berharap semoga kesialan ataupun bencana tidak datang lagi menghampiri. Pergilah dengan rambut yang dibakar, pergilah bersama aliran air kembang yang membasuh tubuhnya.
Manusia hanya berusaha , tuhan juga yang menentukan, tidak ada salahnya kita mencoba untuk membuka diri, membuka halaman baru yang putih bersih untuk melangkah menuju masa depan yang lebih baik lagi.
Bersih Diri Bersih Hati; ala Oi Trotoar Tasikmalaya
1 min read
