A. Dwi Rusmianto
Raung senapan di utara dibungkam
Teriakan gelombang pasang
Sisakan puing untuk memupuk Ladang hijau lima jari
Suara bising menggoyang pantat bulat
Reda setelah pria berjanggut redam Dengan firman, Diantara ribuan pasang mata yang sibuk mencari pria berkolor saja
Yang menjadi incaran penjaga malam
Tangis bocah terkapar
Sekarat menunggu mati
Dalam darahnya AI mengalir, menari, Dikejutkan teriakan kuta yang kedua
Lalu kontroversi republik 1
Dibidik pucuk bedil
Setelah orang gila bermerk teroris
Kembali bernyanyi dengan irama Instrumen soda api dan Trinitro Natrium Taulena
Seakan menidurkan puncak bintang
Itu ada setelah sebelumnya
Izrail panen nyawa dengan alasan Flu Babi
Sementara di kota apel sana,
Pria berbaju besi pesta pantat
Dalam gedung yang mereka namakan DPR
Di sisa riwayat kerjanya
Padahal tempo hari
Ruang sidang menjadi medan perang mulut.
Di ujung tiang Ribuan suara tak henti
Mengutuk situasi
Tasikmalaya, Agustus 2009