Bicaralah Dengan Matematika

1 min read

“Bicaralah dengan matematika” itulah amanat yang disampaikan Prof. Dr Kartawan Rektor Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya, pada acara pembukaan Lomba Cepat Tepat Matematika X SMA/Se Derajat dan lomba Alat Peraga Se-Jawa Barat di Gedung Mandala.

Kenapa harus bicara dengan matematika? Bicara dengan matematika segala suatu akan bisa diperhitungkan. Beda dengan lisan, kalau kita ngobrol misalnya dengan seseorang, trus secara tak sengaja ada pembicaraan kita yang mengandung unsur-unsur ‘panas’ hah… Pastinya akan menimbulkan emosi.

Selain menyampaikan beberapa amanat, Prof. Dr Kartawan bercerita mengenai background mengapa beliau berani mengatakan, kita harus bicara dengan matematika?. Ceritanya gini.

Suatu hari ada sepasang kekasih yang baru menikah, terus ia melangsungkan pergi ke suatu tempat untuk bulan madu. Sayangnya acara bulan madu mereka bermasalah, setiap waktu kalau salah seorang diantara mereka membuat kesalahan selalu bertengkar.

Untuk menyelesaikan problem tersebut, sisuami pergi kepada seorang temannya, begitu pula dengan istrinya. secara tak sengaja keduanya menuju kepada salah seorang teman mempunyai basik matematika. Singkat cerita akhirnya mereka mendapat jawaban dari problemnya itu. Temanya memberikan saran supaya berbicara dengan Matematika.

Suatu malam mereka tidur sekamar, tapi keduanya belum pada akur (belum akrab), pada malu-malu. Satu waktu suaminya memberi isyarat kepada istrinya dengan mengangkat jari telunjuk. Si istri tidak mau kalah, diapun mengangkat kedua jarinya, jari telunjuk dan tengah. Trus suaminya juga tidak mau kalah akhirnya ia pun mengkat ketiga telunjuknya, jari telunjuk, tengah, dan manis.

Jari telunjuk yang diisaratkan sisuami bermakna : ”didunia ini tidak ada lagi wanita yang bernar-benar aku cintai selain kamu seorang”.

Jari telunjuk dan tengah (isyarat istri) : “kita berdua adalah pasangan sejati yang tidak bisa dipisahkan, walaupun ada kabar besok kiamat akan terjadi”.

Jari telunjuk, tengah, dan manis (isyarat suami) : “karena status kita sudah menikah, untuk melanjutkan garis keturunan kita, marilah kita manfaatkan acara bulan madu ini dengan melaksanakan kewajiban kita sebagai suami istri”.

Setelah kejadian itu berakhir, mereka pun harmonis, dan yang namanya pertengkaran tidak pernah terjadi lagi.

Prikitiw… so sweet.

Maman NZ

Baju Kopral

SMK Miftahussalam Ciamis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *