BULAN Ramadhan bulan penuh hikmah. Ini terbukti di Teater Windu Tasikmalaya. Selain berteater, kelompok ini selalu menggelar hal-hal unik dan menarik yang dapat menyenangkan hati dan memberikan satu kepuasan. Selalu saja ada canda di setiap obrolannya. “ Saya kan humoris!”, begitu ucapan Indra “Orock” menirukan dialog dari Opera Van Java.
Tapi jangan salah. Di bulan Ramadhan ini, bagi mereka adalah bulan untuk saling lebih mempererat kekeluargaan sesama anggota. Salah satu contoh, terlihat ketika mempersiapkan makanan untuk sahur dan buka puasa. Selalu saja ada istilah “Gotong royong”. Sampai-sampai satu pasakan dalam ketel digilir oleh tiga orang. Ketika sahur atau buka tiba, mereka makan pun Cuma beralaskan kantong keresek dengan posisi duduk “standar satu” atau “posisi mendayung”. Anehnya, masakan-masakan yang dibuat itu selalu terasa azip di lidah. Kenapa ya? Apakah ada bakat buka rumah makan?
Satu lagi kegiatan, yaitu Shalat Tarawih yang dilanjutkan dengan tadarus dan Tajwid yang di pimpin oleh Ustad Nurdin Sutawijaya sebagai pupuhu Teater Windu.
Yaaaahh…. beginilah aktivitas sebagian anggota Teater Windu mengisi Ramadhan¸ selain berjualan kelapa muda di depan Padepokan Windu tiap sore, atau sibuk dengan solitaire di layar kaca, atau juga sibuk dengan sms dan telepon sebagai ungkapan patah hati. Komplit banget. Semua ada disini.
Apa yang terbaik yang bisa kita lakukan hari ini buat orang banyak, kenapa tidak kita lakukan? Selama itu tidak mengganggu dan merugikan orang lain, sah-sah saja, kan? Tapi perlu diingat juga, meski niat kita baik, belum tentu akan berbuah kebaikan juga.
Padepokan Teater Windu, 25/08/09