Pesantren Darussalam Ciamis adalah pesantren yang memiliki visi mencetak santrinya menjadi pemimpin umat. Hal ini tentu sejalan dengan keadaan kepemimpinan bangsa yang sudah mengalami krisis. Visi ini diibaratkan oase di padang pasir yang memberikan kesejukan bagi yang kekeringan.
Salah satu upaya untuk mencapai visi ini, pesantren membentuk pengurus pesantren. Selain sebagai pelaksana teknis kegiatan kepesantrenan, di dalamnya secara berkala dibentuk pribadi pemimpin yang professional dan berbudi luhur.
Sebagai sarana regenerasi kepengurusan Pesantren, Pengurus tahun 2010 M mengadakan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) Calon Pengurus periode 2011 di Kampus Pesantren Darussalam pada Kamis-Senin (11-16/11) kemarin. Kegiatan ini diikuti oleh Calon Pengurus yang terdiri dari siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Daruussalam, siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) ‘Plus Darussalam dan Mahasiswa Istitut Agama Islam Darussalam (IAID) Ciamis yang tinggal di dalam kampus, atau dengan istilah santri adalah “Dapus”–dalam Kampus.
Kegiatan yang dibuka secara resmi oleh KH. Drs. Wahyudin, M.Pd., Koordinator Dewan Direktur ini diikuti oleh 45 Capeng–Calon Pengurus–, 25 putera dan 20 puteri. Hal yang perlu dicatat dalam sambutannya adalah bahwa pengurus pesantren itu eksis 24 (dua puluh empat) jam, berbeda dengan pengurus OSIS dan BEM. Hal inilah yang mengasah kepemimpinan santri.
Materi pertama yang disampaikan adalah tentang akhlak mulia, disampaikan oleh Ibu Pengasuh pesantren, Dra. Hj. Eulis Fadilah Jauhar Nafisah, M.Pd.I. Materi ini disampaikan di awal, karena akhlak sangat penting dalam hidup ini. Kadang, banyak orang yang beranggapan bahwa kecerdasan inteleketual lebih penting, tapi kenyataannya, banyak yang pintar tapi keblinger, akhlaknya tidak karuan. Memang angka yang tercantum dalam rapot sekolah tidak menjamin keluhuran budi pekerti seseorang.
Materi selanjutnya adalah tentang manajemen organisasi dan pengenalan karakter. Pengurus pesantren adalah sebuah organisasi yang di dalamnya ada komponen-komponen yang terintegrasi. Supaya organisasi berjalan dengan baik, tentunya harus memenej dari mulai perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan kontrol. Supaya manajemen itu berjalan dengan baik, maka saling mengenal karakter antar anggota harus diperhatikan.
Setiap harinya, pengurus pesantren berhadapan dengan santri yang ada pada usia remaja (12-20 tahun) yang tentu dengan berbagai sifat dan latar belakang. Agar dalam pelaksanaannya bisa menyesuaikan dengan keadaan santri, maka dibahaslah materi kesantrian oleh Dra. Chusna Arifah, M.Pd.I, direktur V pesantren yang membidangi Kambtib-Kesehatan.
Motivasi sangat penting agar semangat tetap berkobar. Wakil Pengasuh Pesantren Darussalam, Dr. H. Fadlil Yani Ainusyamsi, M.Ag dalam season-nya menyampaikan sebuah ungkapan “Faith Will be Move Mountain” dan “Leader are Reader”, menanamkan keyakinan bahwa pengurus itu mampu mendorong atau memindahkan gunung, bensin pembakar semangat agar tidak patah semangat, tidak mopo memeh nanggung dan pentingnya membaca sitausi bagi seorang pemimpin.
Untuk melatih kemahiran dalam menata ruang dan melatih kedisiplinan, maka pada hari Sabtu dan Ahad dikhususkan materi general training dan PBB. PBB ini disampaikan langsung oleh anggota TNI dari Kodim Ciamis.
Materi terakhir adalah muhasabah. Muhasabah ini dilaksanakan di Gd. Nadwatul Ummah pada senin dini hari. Ini adalah sebagai sarana untuk menghitung amal kejahatan yang sudah dilakukan, dan langsung bertaubat. Setelah itu dilakukan dengan ba’iat, bukti kesiapan menjadi pengurus baru.
Dengan LDK ini diharapkan pengurus baru menjadi pemimpin umat yang professional, kompeten, penuh dedikasi dan berakhlak mulia.
Miftah Farid-Baju Kopral