Di Balik bulan Suci Ramadhan

2 min read

Ramadhan, bulan yang begitu di agungkan dan di dalamnya diturunkan kitab suci al-Qur’an. Bulan yang sangat bersejarah bagi kaum muslim di seluruh dunia, tak ketingglaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bulan ramadhan memberi keberkahan bagi Bangsa ini. Betapa tidak Negara ini mengumandangkan suara lantang  (Bung karno) kepada seluruh dunia tentang kemerdekaan tepat tanggal 10 di bulan Ramadhan, begitupun dengan kecemerlangan Rasulullah dan kegigihan umat islam terdahulu. Yaitu dalam peristiwa fathul makkah (penaklukan kota mekah) yang terjadi pada tanggal 20 Ramadhan 8 H bertepatan dengan 14 Januari 630 M. Kota Mekah yang dulu selalu mengejek, mencaci, dan mencemooh misi kenabian Muhammad saw, yang dulu selalu menganiaya beliau saw dan pengikutnya dan bahkan sampai mengusir pengikut Nabi Muhammad saw, adalah kota yang telah banyak menimbulkan segala bentuk rintangan bagi dakwah islam, dan kota yang dulu tak henti0hentinya memerangi kaum muslim, namun kota ini sekarang telah bersimpuh di kaki Nabi Muhammad saw. Subhanallah.

Betapa Allah sangat penyayang lagi maha pengasih. Ramadhan pun bisa sedikit merubah keadaan bagi mereka yang kurang mampu dari segi materi, contohnya fakir miskin, gelandangan dll. Karena dalam ramadhan umat islam berlomba memberikan bantuan terhadap mereka, dengan harap pahala lebih dari sang Pencipta. Dalam sebuah hadis Ali bin Abi Thalib as berkata “Barang siapa mengeluarkan shadaqah  kepada orang miskin, niscaya Allah ampuni dosa-dosanya dan Allah sediakan balasan baginya berupa kebebasan, sebagaimana terbebasnya nabi Ismail as dari penyembelihan” dalam kitab al-Kafi Imam Ja’far Ash-Shadiq berkata “barang siapa member makan untuk berbuka kepada orang yang sedang berpuasa, maka ganjarannya sama dengan pahala yang diterima oleh orang yang berpuasa tersebut”

Dari ramadhan juga kita bisa belajar hidup sabar dan merasakan kehidupan mereka yang hidup jauh di bawah kita. Karena dalam puasa terdapat nilai kesamaan, yang  Allah jadikan dengannya manusia sama dihadapan-Nya. Si miskin dan si kaya sama-sama berpuasa dari terbit fajar samapi terbenam matahari.

 

Peningkatan Ibadah

Bulan Ramadhan memberikan kita kesempatan dan peluang selebar-lebarnya untuk terus meningkatkan ibadah kita kepada Allah. Dengan berupa berkali-lipatnya pahala, bertambahnya kebaikan. Bahkan dalam sebuah keterangan “barang siapa membaca satu ayat di bulan Ramadhan, niscaya Allah berikan ganjaran baginya senilai dengan (ganjaran) mengKhatamkan seluruh al-Qur’an pada bulan selainnya”. Ramadhan juga bisa menjadi awal yang baik untuk ibadah kita satu tahun kedepan. Dengan menjaga keistiqamahan ibadah di bulan Ramadhan, mudah-mudahan menjadikan ibadah kita di bulan-bulan selanjutnya menjadi meningkat. Peningkatan ibadah ini harus di barengi dengan niat yang tulus, karena semuanya tergantung kepada niat kita.

Dalam hal ini pula, Nabi mengajarkan tata cara peningkatan ibadah, yaitu dengan cara bertahap step by step tetapi abadi. Artinya Allah dan Rasulnya lebih menyukai ibadah yang sedikit demi sedikit tetapi kekal, ketimbang ibadah yang besar tapi hanya sesaat. Membaca Al-Qur’an walau hanya dua lembar tapi dilakukan setiap hari. Bukan membaca al-Qur’an satu hari khatam tetapi bertahun-tahun tidak membaca al-Qur’an.

 

Pemersatu Umat

Ramadhan memberikan arti penting dalam persatuan umat islam. Kita sering melihat perbedaan suasana sebuah mesjid antara bulan-bulan biasa dan bulan Ramadhan. Perbedaannya sangat signifikan, rata-rata saat bulan-bulan biasa mesjid akan sepi, beda dengan ketika Ramadhan datang. Suasana berubah, ruangan mesjid yang lenglang bak rumah tak berpenghuni, menjadi lautan manusia. Yang berniat dan bermisi sama yaitu beribadah kepada Allah, demi mendapatkan keberkahan ramadhan. Umat islam bersatu, bermunajat kehadirat-Nya. Walau harus berdesak-desakan, menggelar tikar di emper mesjid.

Seolah semangat 45  melekat pada diri setiap umat islam, ketika satu mesjid terisi penuh, maka akan mencari mesjid lain yang masih kosong. Suasana tersebut bisa kita lihat saat pelaksanaan shlat sunat tarawih.

Sangat jelas Bulan Ramadhan menjadikan umat islam tanpa sadar bersatu padu untuk tujuan yang sama. Kita bisa bayangkan apabila dalam bulan-bulan selain ramadhanpun  suasana ini tetap terjaga, mungkin umat islam akan lebih maju lagi dibanding umat lain.

Kita berharap dengan keagungan bulan Ramadhan, menjadikan umat islam lebih bersatu. Amiin.

 

Husain Ksyf

Baju Kopral

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *