Tempo lalu di tanah air beta sedang gencar-gencarnya wacana tawuran pelajar, berbagai media sempat mengekpost peristiwa tersebut. Bila sobat sabasakola mendengar dan menyaksikan kejadian itu (baca:tawuran pelajar di jakarta) pasti merasa miris, dimana seorang pelajar yang semestisnya fokus menjalankan rutinitasnya di sekolah, malah pergi keluyuran keluar kelas bersama puluhan temannya untuk tawuran.
Sobat mata pelajar, Fenomena tawuran pelajar yang sempat terjadi beberapa pekan ke belakang sempat menimbulkan reaksi di berbagai elemen masyarkat, khususnya ratusan pelajar yang tergabung dlam komunitas Ngejah Garut Selatan. Sabtu kemarin, mereka mengadakan aksi anti tawuran dengan cara membubuhkan tanda tangan di kain putih sepanjang enam meter.
Itulah aksi yang disuarakan oleh temen-temen di garut selatan. Tidak hanya itu, mereka juga menolak tawuran dikalangan pelajar dengan mengikuti acara pelatihan jurnalistik pelajar yang bertempat di Gor balai desa sukawangi kecamatan singajaya garut selatan.
Mereka sangat antusias, hal itu terbukti peserta yang awalnya diprediksi berjumlah 30 orang malah membludak, total semuanya berjumlah 160 orang, waw… mantap yah. Training tersebut tersiri dari 3 kelas, yaitu menulis, audivisual dan blogging.
Ketika berlansungnya pelatihan jurnalis pelajar tersebut, tidak ada satupun tampak wajah-wajah galau, boring di wajah temen, karena training tersebut diisi oleh praktisinya langsung, sebut saja kang panji dan wandi dari KOFITA (Komunitas Film Kita), kang Ibnu Hajar (Penulis dari bandung), kang Maman (Mahasiwa Unigal Ciamis), kang yudha (salman ITB), kang arif dan vudu bluss (pondok media) dan kang Duddt RS (redaktur Kabar Priangan). Hebatnya lagi walaupun pelatihan tersebut diselenggarkan selama 3 hari berturut-turut, mereka tetap bersemangat mengikutinya sampai akhir acara. Kenapa bisa gitu” sob? Soalnya acara tersebut telah di konsep jauh-jauh hari oleh crew kakak-kakak panitia, khususnya oleh komunitas ngejah yang dimotori kang Taufik Abdillah, supaya acara pelatihan jurnalis ini tidak sekedar latihan, tetapi mampu mengadakan sebuah perubahan maju.
Sobat mata pelajar, apa yang diinginkan oleh komunitas ngejah untuk perbuat sesuatu perubahan atas kampung halamannya itu terwujud, hal itu terbukti diakhir acara telah dihasilkan beberapa karya hebat dari peserta training tersebut.
Hal tersebut membuat kang Roni (ketua pelaksana)bersama panitia lainnya terharu ketika melihat ratusan pelajar garut berkreasi dan menghasilkan sesuatu, “saya sungguh terharu, pengen nangis melihat adik-adik pelajar singajaya, kami mengakui temen-temen di jamu oleh kami dengan keadan dan fasilitas seadanya, tetapi hal itu tidak membuat kalian patas semangat dalam mengikuti training jusnalist peljar ini, terimasih temen-temen” ucap kang roni kepada sabasakola.
Akhirnya acara pelatihan yang sogagas komunitas ngejah uang awalnya mempunyai tujuan membangun tradisi bermedia dikalangan pelajar sebgai upata menuju masyarakat informatif ini sukses digelar, hal itu membuktikan walaupun mereka mempunyai berapa kendala dalam berkarya, seperti desa mereka yang berada di tapal batas, alat-alat fasilitas pendidikan yang belum memadai, akses internet yang jarang mereka temui dan yang hambatan-hambatan lainnya, tetapi tidak membuat patah semangat mereka untuk berkarya.
Waw… amazing… semangat terus kawan-kawan garut selatan, kita yakin kalian pasti bisa!
Man Blogger Desa Handapherang Ciamis