“Give Me One Reason”, Tracy Chapman

1 min read

: Kidung Blues buat Palestine dan Mavi Marmara

Kepada Tuan Zion 1

Apa yang hendak kau semburatkan dari lampion?
Kukuh berratus tahun ngungun merenda bara di api ungun
Memaksa diri menjadi tuhan Matahari di satu negeri

Tak pernah takut melenggang ke tanah berpadang rumput
Tak pernah aus menjulang obsesi merebut genggaman absurd
Tak pernah lupus menyuplai tubuh demi bangsa yang kalang kabut
: angkuh jiwamu sebatu dengan leluhurleluhurmu yang jemawa

Kau berpesta pora menenggak rum darah jelata
Meracau, membabi buta, menebarkan peluru dan bazoka
Di tanah yang sedari dulu diperebutkan oleh kemunafikanmu
: bayibayi, anakanak, remajaremaja, dan tua renta dibantai
Seperti serakan sampah di jalanjalan beraspal tak berdosa

Kepada Tuan Zion 2

O, laknat!

Kau memang umat para nabi paling munafik
Padahal sebuluh dengan manusiamanusia mulia
Lagumu memang selibut, membangkang tak pernah padam
Kepada wahyu yang diusung para aulia Tuhan

O, laknat!

Kau memang musuh nazi yang layak diseret ke parit
Sampai dikubur bersama dendam yang paling kejam
: buncah Hitler atas kesenjangan kemewahan Yahudi

Bukankah diisyaratkan bahwa kamu tak ‘kan pernah memiliki tanah nabi?
Sepanjang bumi ini tegak berdiri di tonggak takdir yang terus mengebiri

Kepada Tuan Zion 3

Adalah kecongkakan tersirat disetiap nafasmu menghirup hidup
Memutar balikkan kenyataan di setiap poros maklumat Ilahi
Tentu, biadabmu saat ini adalah rimbun kejayaan yang sesaat
Tengok saja para pionirmu di masa perang Ahzab, dihukum mati!

Hatimu memang tak memiliki mata, hingga buta memandang damai
Balitabalita Palestine kau pasung kepalanya
Ibuibu mereka kau penggal rahimnya
Lalu, kau tusuk dengan pisau bedilmu, diarak ke sekeliling raya
: kau adalah generasi dajjal paling setia

Kepada Tuan Zion 4

Bercengkrama, mengumpat, menghujat, lalu menghinamu
bukanlah perlawanan arbitrer seperti kau menyembilu nadi militermiliter syuhada

Pedih mereka hari ini, bukanlah jawaban sepanjang hasratmu mendirikan negeri
Pedih mereka hari ini, adalah sangga yang menahanmu di keabadian Jahanam
Ya, karena engkau jelmaan syaitan.

Merenda kelambu disetiap mlam berkawan, kau bercumbu dengan selibut
Yang tak beralasan. Mempersiapkan senjata mutakhir sebagai pesta pembantaian
Esok hari.

Keresahanmu adalah kidung umat Muhammad menggema di seluruh jagat
Ya, karena kau ciut menganga ketika jidatjidat muslimin muslimat legam
Melecut kuasa di tanah suci manusiamanusia Ilahi. Betapa tidak, kerumun jiwa berani mati
Menyimpul tali pemicu bom waktu yang meneror psycho pemusnah umat sepertimu
: resah saban hari, karena jiwa kuat ajaran keselamatan Muhammad tak pernah mati

Kepada Tuan Zion 5

Layar televisi, saban waktu menenun nanar, disuguhi kabar gelimang darah para syuhada
O, Palestin, semerbak tanahmu selepas hujan adalah kedamaian di tenung harapan
Selalu diperebutkan hingga abad menjadi sahabat setiap saat. Tak pernah ada kata sejenak untuk rehat dari perdebatan senjata, bertubitubi menembus tubuh umat yang lelah, lalu gamang
Atas kemerdekaan yang seharusnya tersematkan untuk mereka.

Lagi, warta pagi tak bosan mengabari semilir angin, sepoi melindap ke batin
Namun sesaat merajam ulu atas kebiadaban ituitu melulu
Mavi Marmara, pembawa pesan damai relawanrelawan dari setiap arah mata angin
: kau bantai juga atas nama kecurigaan yang tidak berdasar

Meluncur dari heli, menelusup ke palka, lalu, pelurumu merembes ke asa
Para mujahid tak bersenjata. Kau melibihi binatang belantara, mencabikcabik kesetiakawanan
Atas nama kemanusiaan. Bagimu, hak asasi adalah anekdot dalam setiap guyon binalmu
Tentu lucu untuk kau tertawakan sepanjang padang kebiadaban yang terpampang
Disetiap baligo kebobrokan jiwajiwa munafik yang hidup di lengkung jalan tanah orang

Tasikmalaya, 31 Mei 2010

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *