Normal 0 false false false MicrosoftInternetExplorer4
TANGGAL 28 Oktober selalu diperingati sebagai hari sumpah pemuda. Berbagai kegiatan pun dilakukan untuk memperingati kejadian besar ini. Tujuannya adalah untuk mengenal dan mengingat perjuangan para pemuda di masa lalu, yang dapat diambil hikmahnya, dijadikan sebagai spirit bagi masa kini, untuk menumbuhkan sikap nasionalisme dan kebangsaan. Karena pepatah mengatakan bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya.
Delapan puluh satu tahun yang lalu, para pemuda dari berbagai daerah di Indonesia berbondong-bondong dari berbagai “joung”, berkumpul untuk mengikuti kongres pemuda II. Tujuannya satu, mencapai cita-cita kemerdekaan Sumpah Pemuda, Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908 dan Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah “benang merah” sejarah perjuangan untuk mencapai Indonesia yang berdaulat. Dan apa yang mereka lakukan tidak sia-sia mereka berhasil menyatukan tekad, menorehkan tiga inti gagasan perekat bangsa, yakni satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa, Indonesia.Kami poetera dan poeteri indonesia mengakoe bertoempah-darah jang satoe, tanah indonesia.
Kami poetera dan poeteri indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa indonesia.
Kami poetera dan poeteri indonesia mendjoendjoeng bahasa persatuan, bahasa indonesia.
Untuk mengenang dan mengambil hikmah dari kejadian bersejarah ini, BEM KM IAID Ciamis mengadakan kegiatan Gebyar Pemuda Nusantara (GPN) 2009 dengan tema “Menghidupkan Kembali Semangat Sumpah Pemuda dalam Membentuk Karakter Generasi Muda Sebagai Pengemban dan Pelaksana Cita-cita Bangsa”.
Kegiatan ini melibatkan mahasiswa IAID Ciamis. Berbagai kegiatan pun digelar. Diskusi panel, lomba melusi artikel, teater, marawis, pertandingan olah raga dan nonton bareng mewarnai peringatan Sumpah Pemuda kali ini.
Diskusi panel dilaksanakan di gedung Nadwatul Ummah, Kampus I Pesantren Darussalam Ciamis dengan menghadirkan tiga panelis, dari DPRD Ciamis, KNPI dan Dosen IAID.
Materi yang disajikan mengarah kepada pengembangan nasionalisme dan patriotisme mahasiswa ditinjau dari sejarah, kekinian dan psikologis. Dengan mengenal, lalu memahami sejarah perjuangan para pemuda di masa lalu, diharapkan hati yang selama ini hampir berada dalam kebekuan, menjadi sedikit tergetar untuk memikirkan keberadaan bangsa ini ke depan. Karena sudah menjadi kepastian pemuda hari ini adalah pemimpin di masa depan. Jiwa pemimpin tersebut perlu ditanamkan sejak dini, agar nanti menjadi pemimpin yang amanah, yang dapat mempertanggungjawabkan kepemimpinannya itu, baik bagi masyarakat sebagai makhluk sosial dan di hadapan Tuhan.
Dengan melihat keadaan pemuda pada masa kini, tentu dapat dijadikan sebagai bahan kajian, bahan untuk ditelaah mencari solusi yang tepat untuk mengembalikan harapan orang tua kepada para pemuda yang saat ini “katanya” sudah memudar, karena melihat perilaku pemuda masa kini yang “katanya” sudah keluar dari rel, tidak sesuai dengan budaya bangsa, yang tentu saja dengan keadaan ini kita tidak dapat menyalahkan siapa pun. Tetapi, sebagai pemuda, kita harus optimis mampu untuk mewarisi kepemimpinan di masa yang akan datang.
Kejadian yang menimpa para pemuda masa kini, tidak lepas dari pengaruh baik dari dalam maupun dari luar individu pemuda itu sendiri terutama yang berhubungan dengan aspek psikologis. Dengan berbagai tantangan di abad 21 ini, tentu pengaruhnya dapat dengan cepat dirasakan bagi pemuda yang merupakan masa transisi menuju masa dewasa. Untuk itu, perlu adanya persiapan secara psikologis agar mampu mengemban amanat para orang tua.
Setelah mahasiswa diberi semangat kepemudaan dengan melihat sejarah masa lalu perjuangan pemuda, kriteria pemuda yang diharapkan dengan mempertimbangkan aspek psikologis, kegiatan dilanjutkan dengan pertandingan olah raga antar semester dengan dimasuki semangat nasionalisme, yaitu bertanding dengan sportif.
Malam harinya dilanjutkan dengan nonton pertunjukan kreatifitas dalam bidang marawis, dan teater. Kegiatan dibuka dengan penampilan marawis yaitu penampilan kepiawaian dalam bidang seni suara. Setelah itu dilanjutkan dengan penampilan Teater Fashlah kemudian nonton bareng.
Dengan kegiatan GPN ini diharapkan nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme tumbuh dalam diri sampai masuk ke tulang sumsum demi tercapainya cita-cita bangsa dan dapat bersaing dengan bangsa lain di kancah dunia internasional, dan tidak tergilas dengan arus globalisasi.
Miftah Farid CJF
Dep. Infokom
BEM KM IAID-Ciamis