Inflasi tak pernah habis dibicarakan, karena setiap tahunnya ada saja yang dinaikkan. Kenaikan harga sejumlah bahan pangan pokok termasuk cabai yang terjadi dibeberapa pasar tradisional telah menyita perhatian publik. Sebagai kebutuhan sehari-hari, kenaikan harga cabai akan menggerus daya beli masyarakat.
Cabai sampai saat ini belum ada ketetapan untuk harganya, karena naik turunnya yang kapan saja bisa terjadi. Gagalnya panen dan menurunnya pasokan cabai ini dipengaruhi oleh banyak hal. Salahsatunya pengaruh iklim ekstrim yang susah ditebak menyebabkan cabai yang ditanam mengalami kerusakan dan gagal panen.
Hal ini membuat masyarakat tingkat menengah dan tingkat kebawah merasa keberatan.
Untuk mengatasi hal demikian, diperlukan kerjasama antara masyarakat dan pemerintah. Petani dan menteri pertanian harus cepat tanggap dalam memprediksi siklus tahunan pada tanaman cabai, sehingga tidak terjadi gagal panen dan kerugian baik bagi pemerintah maupun masyarakat akibat melonjaknya harga cabai
Salah satu pedagang mie ayam berkeluh, bahwa harga cabai tidak seimbang dengan penghasilannya. Menurutnya, harga cabai dipasar sama rata, tidak ada yang kurang dari harga yang dinaikkan. Bahkan harga 1 ons cabai menyeimbangi harga satu ons daging.
Tak kalah berkeluh, ibu rumah tangga pun ikut angkat bicara. Bahwa harga cabai mahal, Meski didepan rumah telah menanam cabai. Namun, itu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan. Ia mengira cuaca tidak menentu penyebab harga cabai meroket. Pemerintah pun di harapkan untuk mengambil langkah-langkah antisipatif yang memadai. Agar kenaikan harga pangan yang banyak dikonsumsi masyarakat ini segera stabil dan pemerintah di tuntut untuk lebih bijaksana menghadapinya.
Peserta Ciamis Young Journalist (CYJ) VI
Minggu, 05 Februari 2017
Ketua Kelompok : M Afda Alfaruq
Baju Kopral