Izinkan Aku Mencintaimu

1 min read

Izinkan Aku Mencintaimu

 

Berbicara tentang cinta, terutama apabila dikaitkan dengan dunia remaja sekarang, sangat riskan sekali. Melihat kenyataan yang terjadi saat ini banyak sekali tindak criminal yang bermula dari sebuah percintaan. Mulai dari sex bebas, perkelahian dll. Berbagai lapisan pemerintahan mencoba mengurangi dampak cinta ini. Mulai dari seminar,pembelajaran di sekolah, pengajian dll.

Betapa Allah begitu maha Penyayang, yang dengannya memberikan rasa cinta kepada kita. Mempunyai rasa cinta kepada lawan jenis adalah normal, bahkan orang yang menyukai sesama jenisnya akan sedikit terasing. Yang menjadi permasalahan, bagaimana mengungkapkan rasa cinta ini?.

Ada banyak cara anak remaja saat ini dalam mengungkan cinta . Mulai dari memberikan coklat, sepucuk curat, memberikan hadiah bahkan sampai hanya dengan pesan singkat (SMS). Pertanyaannya adalah. Bolehkah kita mengungkapkan rasa yang kita miliki? Jawabannya tentu boleh (tapi ga wajib lho..).

Rasa yang kita miliki bolehlah diungkapkan agar tidak menjadi beban fikiran. Karena lambat laun pikiran yang terus menyelimuti jiwa raga kita, akan mengganggu fikiran kita. Contoh dalam mengungkapkan rsa cinta adalah ketika kita cinta akan kebersihan kita bisa mengungkapkannya dengan cara rajin menyapu, membersihkan yang kotor. Tapi bagaimanakah apabila terhadap lawan jenis? Bagaimanakah caranya?

Tentu bisa, sebelum kita akan mengungkapkan rasa yang kita miliki, terlebih dahulu kita harus mempunyai alasan yang kuat mengapa kita mencintai dia? Sebuah alasan yang harus ada pada diri kita adalah “semua rasa ciinta ini karena Allah, dan aku hanya akan mengungkapkan saja. Terserah dia bersikap bagaimanapun yang jelas. Aku memiliki rasa ini karena Allah” begitu kira-kira. Tapi itu bisa dilakukan bukan hanya terhadapa lawan jenis. Kepada keluarga, sahabat, teman dll.

Dan yang terpenting adalah niat kita mengungkapkannya bukan karena kita ingin menjalin hubungan dengan si dia. Kita hanya berusaha mengekspresikan yang ada pada diri kita, dan kita jangan sekali-kali menerima apabila si lawan jenis meminta untuk menjalin hubungan. Mungkin bagi sebagian orang menjalin hubungan itu penting dengan alasan untuk motivasilah, penyemangatlah dll. Tapi bukankan motivasi terbesar ada pada diri kita? Bagaimanapun motivasi terbesar adalah dari diri kita. Saya masih teringat ketika guru saya dengan berapi-api mengatakan “motivasi terbesar adalah pada diri sendiri, dari luar hanyalah sedikit”.

Kita bisa mengungkapkan perasaan yang ada, kedalam tulisan. Bahkan rasa cinta yang kita miliki, kita susun menjadi bait-bait puisi yang , paragraph-paragraf buku dll.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *