Kenangan Indah dari Kota Resik

1 min read

MUNGKIN ini yang di maksud “si Boy” dengan training kepercayan diri, bahwa Insan yang berani bergabung di BaJu KoPraL musti mengenyahkan malu dan gengsi. Bener aja..doktrin ini memang cukup tertanam di memori otak kami. Setidaknya, mental semacam itu kami alami sendiri sehabis merancang Pesantren Media bareng Komunitas Saba Sakola dan matapelajar.com (Jumat, 08/08) di kantor Indosat Tasikmalaya, Jl Hz Thamrin Blok A1-A3 Plaza Asia, Tasikmalaya, yang  akhirnya menghantarkan kami menemukan berbagai hal unik di sana.

Ceritanya gini; Berawal dari iseng konfirmasi kehadiran di FaceBook plus adanya instruksi langsung dari “si Boy”, BaJu KoPraL pun meluncur ke tempat tujuan buat menghadiri rapat koordinasi Citizen Journalism Forum (CJF) feat Indosat dalam rangka ta’aruf Pesantren Media sekaligus Launching Produk baru Indosat Community.

Dalam acara yang digelar kurang lebih dua jam itu, Barudak Saba Sakola dari berbagai kontingen jurnalis sekolah seperti Kirlistik AMQ, BaJu KoPraL, Pijar Pagi, J-261, Tedjo Tua, Ikik Wiradikarta, Nedutas Genial dkk melebur jadi satu keluarga besar dan disuguhi wacana kritis mengenai keterlibatan Pesantren Jurnalistik sebagai media dakwah bil-qalam serta sekelumit sentilan terhadap pemerintah daerah tentang adanya kepedulian pihak swasta yang sukarela menopang program pendidikan secara moril maupun materil, yang notabenenya dana untuk itu ada di pemerintah.

Rencananya, Pesantren Jurnalistik bakal mengasah tiga divisi jurnalisme yang merupakan ruh dari lahirnya kegiatan ini yaitu, divisi kitaaban (writing and blogging), divisi suurhatan (design grafis) dan divisi tashwiir (audio visual perfilman). Menurut Eko Prastiono, kordinator Community Chanel Indosat, sebetulnya ide pembuatan acara ini dari Kang Duddy. Dan Indosat akan terus mendukung. sebagai gantinya, pihak kedua juga berharap setiap event indosat bisa diliput oleh anggota CJF ini.

Di luar dugaan, ternyata pesantren jurnalistik ini mendapatkan rating simpatisan yang cukup tinggi sekalipun beberapa kawan kami dari komunitas SMAN 1 Tasikmalaya (Buana Pelajar) harus nekat mengikuti acara sambil berdiri karena kehabisan kursi. Tentunya, kemeriahan tersebut tak terlepas dari kontribusi kang Duddy, sang penggagas acara yang mengatur ritme bicaranya dengan sedemikian mengasyikkan.

Tapi tak disangka, kang Duddy sendiri malah terkesan sedikit stress. “Saya pikir pesertanya nggak akan sebanyak ini, karena yang confirm di facebook pun cuma dua puluhan. Saya bahagia sekaligus menyesal. Bahagia karena acara ini mendapat respon hebat, dan menyesal karena ngga bisa melayani teman-teman dengan baik. Jadinya saya kena terror sms deh,” ujar kang duddy sambil tergelak dan geleng-geleng kepala. “Tapi saya janji hari Rabu bakal datang ke sana (SMAN 1 Tasikmalaya, yang gak kebagian kursi, red) untuk mengganti kekecewaan mereka, Insyaallah..” ujarnya.

Hal unik lainnya masih terus berlanjut, dan kali ini BaJu KoPraL harus membayarnya dengan gelak tawa dan kesan-pesan. Kami menyebutnya sebagai “kenangan terindah dari Kota Resik”. Gimana ngga terkesan? Habis selesai acara, udah kesorean, cucah cari angkutan, nyasar, laper pula. Yah…dengan sisa kepedean yang kami ingat pernah diajarkan oleh “si Boy”, kami pun muka timbel n’ botram di lebet mobil carry yang terakhir lewat ke Ciamis.

Yensus,
baJu KoPraL SMA Plus Darussalam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *