UPI, 21/08 – Tak ada yang dapat menghalangi laju perkembangan pekabaran. Di desa, kota atau pun dimana saja. Kita butuh sebuah pekabaran yang nyata, bahkan ada dan bisa membangun sebagai sebuah kritik serta saran. Fungsi dari media itu salah satunya adalah sebagai pewarta.
Hal ini diaplikasikan dalam pesantren media putaran 2 di padepokan UPI Tasikmalaya. Pertemuan kedua ini, membuka 5 kelas. Yaitu menulis, blogging, audio visual, desain grafis, photografi. Sangat disayangkan ketika orang minat pada suatu hal dan tak ada jalan atau tempat mencurahkan. Disinilah tempat mengalirkan itu semua.
Tak peduli dimana tempatnya, ada yang di kelas, lapangan, atau tempat parker. Peserta sangat antusias mengikuti tiap kelas yang diminatinya. Bahkan ada yang sampai ikhlas gempor di tanah lapang yang berdebu. Cuma untuk mengikuti materi.
Kelas menulis yang di suh oleh Kelik Nursetyo, mencoba simulasi proses kreatif penulisandari mulai pencarian bahan dan lainnya. Ada pun proses itu di antaranya wawancara, study pustaka, dan observasi.
Di kelas desain grafis dan photografi, pemahaman dasar dan pembuatan suatu hal yang sederhana yang dapat dijadikan objek. Beda dengan blogging. Di kelas blogging duddy RS mencoba membedah daleman dari pada sebuah blog.
Pesantren media menyisakan dua kali pertemuan yaitu hunting berita dan penutupan.
Untuk agenda minggu depan itu adalah hunting atau mencari bahan serta menyalurkannya pada sebuah media online.
Semoga geliat jurnalisme di kalangan pelajar Tasikmalaya, Ciamis dan Banjar tak hanya sampai disini saja, tapi harus ada rumusan continuetas setelah beres kegiatan pesantren media ini. Dan semoga pada hari berikutnya semua yang didapat di pesantren media dapat berkembang mengikuti perkembangan jaman.