KATA korupsi sepertinya sudah tidak asing lagi terngiang di telinga. Korupsi kerap kali terdengar di Indonesia sejak akhir abad 19 lalu. Apalagi setelah dibentuknya KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) yang saat ini dipimpin oleh seorang yang dibesarkan di Kejaksaan, Antasari Azhar.
Kita perhatikan sendiri, sejak dibentuknya KPK, banyak realita yang dipicu oleh segepok uang panas satu persatu mulai terungkap dan mendapatkan hukuman sesuai dengan undang-undang yang disepakati.
Mulai dari tertangkapnya kepala pemerintahan daerah hingga direktur tinggi. Sungguh penyimpangan moral yang sudah tak bisa diampuni lagi. Moral anak bangsa saat ini harus lebih baik dan bersih dari berbagai tindak korupsi mengingat sampai saat ini Indonesia masih menduduki peringat atas mengenai hal korupsi.
Begitu menyedihkan. Dan sebagai salah satu bukti kepedulian terhadap pembentukan moral pelajar calon generasi masa depan, SMA Al Muttaqin akan menyelenggarakan Workshop Pelajar Anti Korupsi yang akan dilaksanakan di Auditorium SMA Al Muttaqin dan mengundang sekira 214 OSIS SMP-SMA se-Tasikmalaya, Ciamis, dan Banjar. “Kami juga mengundang langsung KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi-red) dan Insya Allah beliau akan hadir dalam acara kami. Bahkan Bapak Antasari Azhar juga akan diusahakan untuk hadir.” ujar Siti Awaliyati D., Ketua pelaksana workshop ini.
In In Kadarsolihin, S.S., Wakasek Kesiswaan SMA Al Muttaqin bahkan mengaku pihak sekolah bersedia untuk menjadi sekolah model anti korupsi untuk wilayah Priangan Timur. “Merespon program KPK yang bekerjasama dengan Depdiknas mengenai kurikulum anti korupsi untuk TK, SD, SMP, dan SMA, Insya Allah SMA Al Muttaqin bersedia apabila menjadi sekolah model.” Ungkapnya diamini Wakasek Kurikulum, Ilam Maolani, M.Pd.
Pada acara tersebut, Insya Allah Walikota akan hadir untuk membuka acara dan menjadi Keynote Speakers. “Panitia mengundang juga Bapak Walikota, Kadisdik, dan beberapa tokoh pendidikan daerah Tasikmalaya, Ciamis, dan Banjar dan diharapkan beliau bisa menghadiri acara kami.” kata Tria, sekretaris umum workshop.
Sebagai sebuah pembelajaran anti korupsi, panitia menetapkan setiap peserta membawa uang sebesar Rp 5.600,00 untuk praktik budaya anti korupsi dalam bentuk Warung Kejujuran. Rencananya di akhir acara akan digaungkan kembali tekad pelajar anti korupsi yang pernah diteriakan oleh pelajar Jakarta pada 9 Desember 2007 silam.
SIti berharap, semua praktisi pendidikan bisa mendukung acara ini sebagai pembelajaran dan pembentukan generasi yang berakhlakul karimah. Begitu pula dengan R. M. Abadi, Presiden OSIS SMA Al Muttaqin masa jihad 2008-2009 yang sangat mendukung diselenggarakannya acara ini. “OSIS adalah miniature negara dan pelajar adalah praktisinya. Tanpa dilandasi dengan moral yang baik, justru akan menghambat program-program OSIS lain,” kata Abadi yang akrab disapa Cadik.
foto: dok tempo