Misisipil bertari ilalang siasat melebur tawa temaram
Menyekap senyum dalam hening cerita kutipan
Ketika Rudal-rudal berjajar menyisir rapih
Bersiaga luncurkan kerusakan perdu berbuih
Kami, Mereka merasa
Dirampas tawa
Dirampok bahagia
Dijerat airmata
DiJerumuskan kedalam siksa
Dipasung dicakar pisau-pisau berkarat
Dibakar Derita
Dicambuk sayatan luka
Tak cukupkah Mereka tuk mengantongi nafas
Sedikit menekuk senyum tanpa ada tangis
Sedikit bersama dalam menjalani indahnya waktu tanpa tangis
Atau hanya tentang siksa Tragis
Yang menyebar mengakar menjadi bau amis
Aih, kedua mata tak tega melihat peluru menembus badan tak berdosa
Bergetar hati saat menyaksikan Mereka yang bertempur di laga
Haruskah kematian yang memberhentikan!
Beratus, beribu, ataukah berjuta-juta jiwa harus hilang melayang!
Sementara amunisi masih tertampung berton-ton di gudang Kezhaliman
Sementara tangan-tangan Ar-rard sudah di abaikan dalam keyakinan
Masih, Mereka yang bergugu keras tanpa lugu
Setelah hidup dan mati bertaruh di permandingan
Mayat-mayat menjadi bangkai bilangan
Airtangis kini mengering bagai disapu ombak berlian
Mata kami sudah buram membedakan.
Hitam dan putih yang berselimut menyatu lembut berceceran
Hapuslah kata “Surga”
Perjelaslah sketsa “Neraka”
Kurangkah jeruji yang membingkai Frofan waktu
Hingga harus bidik panah menyambar
Mencakar, morobek, menembus, membakar
Ya, Kami menangis..
Menyaksikan darah kian mengalir deras
Seperti di musim penghujan yang sadis
Nyawa-nyawa belia, tua, muda tak mengenal usia
Kini melayang menoreh luka akhir hidupnya ..