Membiasakan Hidup Bersih

1 min read

“KEBERSIHAN adalah sebagian dari iman”. Pastinya, ungkapan itu sudah tidak asing lagi bagi kita. Kayaknya udah dari dulu kita mengenalnya. Sejak kita duduk di bangku sekolah dasar, bahkan ketika masih di taman kanak-kanak, “kamut” itu selalu bertengger di dinding, atau di tempat lain yang enak untuk dipandang, sehingga mudah untuk diingat.

Iman kita ternyata bagiannya terdiri dari sejauh mana kita menjaga dan selalu hidup dengan suasana bersih. Kaidah ini tentu tidak hanya diperuntukkan bagi orang-orang tertentu saja. Tidak hanya murid atau siswa saja yang harus menjaga kebersihan, tetapi pendidik atau guru pun mesti menjaga kebersihan itu, tanpa pandang bulu. Karena kewajiban ini berlaku bagi setiap mukmin.

Kadang, hal ini kita anggap sepele. Buktinya, kita lihat di sekitar kita, banyak sekali sampah yang berserakan, tak ada sedikit pun keinginan kita untuk memungutnya, cuek dan tak peduli. Padahal di balik itu, selain kita memungut sampah atau menyapunnya mendapatkan pahala jika kita niatkan ibadah, juga menimbulkan efek yang bermanfaat bagi kita. Lingkungan yang bersih menghasilkan kenyamanan dalam diri dan kesehatan pun terjaga. Kita sering mendengar, menjaga lebih baik daripada mengobati. Efek negatifnya, ya tentu kita juga sering melihat betapa sampah itu menimbulkan bau yang sangat menyengat, dan tentu mengurangi nafsu makan juga dapat menyebar kepada makanan yang kita makan karena disebarkan oleh lalat yang menyenangi tempat kotor.

Hari ahad merupakan hari yang dinanti bagi sebagian pelajar. Ya karena selama seminggu beraktifitas kian padat demi tercapainya apa yang dicita-citakan, waktunya tuk beristirahat. Tapi kadang-kadang, waktu senggang itu jarang digunakan untuk hal yang bermanfaat, malas lah yang timbul. Tentu kalau kebanyakan dan terlalu lama, akan mengkristal dan malas itu menjadi kronis, yang namanya kronis, sudah pasti agak sulit untuk menyembuhkannya. Nah, untuk menghindari hal itu, Pesantren Darussalam sebagai lembaga pendidikan yang menyiapkan outputnya menjadi pemimpin masa depan, mengagendakan kebersihan masal.

Kebersihan masal ini diikuti oleh seluruh santri, pembimbing dan dewan guru yang berada di lingkungan pesantren. Kebersihan dimulai dari pintu gerbang dan seluru kampus yang luasnya sekitar tujuh hektar. Dan tiap santri memiliki daerah teritorial kebersihan masing-masing. Kegiatan ini selalu diadakan tiap hari ahad. Kenapa selalu? Ya, karena dengan adanya pembiasaan, mudah-mudahan nanti ketika kembali ke kampung halaman masing-masing, kebiasaan bagus ini terus melekat dan selalu dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, tanpa harus ada orang yang melihat atau memantau kita. Kadang, kita sendiri susahnya minta ampun ketika melakukan suatu kebaikan tanpa ada yang melihat. Padalah Rabb kita, Allah Swt. selalu mencatat apa yang kita perbuat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *