Memburu Menkokesra

2 min read

MELANCONG ke tanah metropolitan di sisa liburan kemarin dengan berseragam sekolah ternyata tidak hanya menggenggam harapan namun juga berbuah ranum. Di minggu terakhir liburan, beberapa panitia inti JSC (Java Student Competition) yang diusung oleh OSIS SMA Al Muttaqin menjelajahi jalanan Bandung-Jakarta-Bogor.

Salah satu tujuan kami di Jakarta adalah mengajukan proposal kepada Menko Kesra. Tak dinyana, sebelum menuju kantor Menko Kesra, pembimbing kami mendapat telepon dari temannya yang mengabdi di kantor yang beralamatkan di Jl. Merdeka Barat No. 3 Jakarta Pusat ini.

Dalam perbincangan itu, teman pembimbing kami menginformasikan bahwa kebetulan pada hari itu, Kamis, 8 Januari, di kantor Menko Kesra akan diadakan acara “Capaian Kinerja Menko Kesra di Hadapan Media Elektronik dan Media Cetak Nasional”. Sebuah kesempatan besar yang sayang sekali jika terlewatkan.

Pagi itu, ‘pasukan’ kami dibagi menjadi dua kelompok. Sebagian ke kantor Mendiknas dan yang lainnya ke kantor Menko Kesra.

Mobil-mobil yang rata-rata bernopol B sudah berjajar, bahkan sebagian sudah mulai ‘tumpah’ ke badan jalan. Dan saat masuk ke sebuah ruangan yang sudah ditata sedemikian rupa, terlihat banyak banyak wartawan televisi. Terbukti dengan berjajarnya kamera-kamera di belakang kursi.

Kedatangan Pak Menko Kesra agak terlambat beberapa menit dari yang dijadwalkan. Hal itu dikarenakan beliau sempat ada meeting  dulu dengan Bapak Presiden SBY. Saya sempat geleng-geleng kepala mendengar kejujuran beliau sebelum menjelaskan programnya selama setahun ke belakang. Membayangkan bagaimana saat saya menjadi menteri. Hehe…

Menko Kesra atau Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Masyarakat ini membawahi beberapa departemen yang memegang kesejahteraan rakyat, yakni departemen social, departemen pendidikan, departemen pariwisata, departemen pemuda dan olahraga.

Orang terkaya se-Asia Tenggara ini didampingi oleh Sesmenko Kesra, Sekretaris Komnas FBPI, Sekretaris Komite Penanganan AIDS, Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, dan Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia.

Menurut pemikiran beliau, ada tiga pilar menuju Indonesia yang lebih sejahtera, yaitu kemiskinann, tanggap terhadap antisipasi gangguan dalam menyejahterakan rakyat, dan penyeimbangkan investasi antara SDM dan masyarakat.

Oleh karena itu, beliau membagi dalam tiga klaster. Yang pertama mengenai raskin, BOS, BLT, dan Jamkesmas. Kedua mengenai PNPM Mandiri, dan yang ketiga menyelesaikan masalah kredibilitas rakyat. Dalam laporannya, tercatat hal kemiskinan yang sangat dipapas melalui PNPM Mandiri. Begitu pula dengan pendidikan. Melalui BOS, cukup banyak anak bangsa yang diselamatkan dari kebodohan. Bahkan jika dibandingkan dengan tahun 2007 lalu, jumlahnya meningkat tajam.

Program-program lain yang diusung Menko Kesra bersama jajarannya adalah dibukanya Watrung Desa, meskipun sampai saat ini baru Banten, Jawa barat, Jawa Tengan, dan jawa Timur yang menjadi percontohan. Selain itu, ada lagi BLT bersyarat. Syaratnya, keluarga tersebut harus memiliki anak yang bersekolah, selain jumlah pendapatannya yang kecil.

Untuk pendidikan, Menko Kesra bersama Mendiknas mengucurkan dana sebesar 1,4 triliun, lho. Semoga saja bisa lebih cepat menanggulangi ketidakpengetahuanan bangsa Indonesia .

Bersamaan dengan itu, Bapak Menko Kesra meresmikan gedung media center yang aktivasinya sudah dilaksanakan sejak beberapa hari sebelum diresmikan. Tak hanya itu, beliau juga menyerahkan mobil WC umum sebesar 33 buah, mobil tangki air sebanyak 33 buah, dan kapal operasional sebanyak 10 buah untuk 8 provinsi.

Beliau juga menyerahkan hadiah kepada para jawara menulis, baik untuk tingkat umum maupun untuk wartawan. Memang, beberapa saat sebelumnya diadakan lomba menulis mengenai kemiskinan yang dibuka bagi umum dan wartawan.

Saat beliau selesai memberikan hadiah, kami langsung ‘menodong’ beliau. “Bapa, kami pelajar dari Tasikmalaya. Boleh minta waktunya untuk wawancara?” Tanya Delia dengan harap-harap cemas.

Tak disangka, “Oh, boleh. Tapi nanti dulu ya. Saya mau melihat-lihat dulu media center dan mobil.” Jawabnya seraya tersenyum.

Peluang pertama. Berhasil.

Karena takut kehilangan jejak beliau, kami ngingintil terus. Berbeda saat mengejar Pak Presiden dan Ibu Negara, saat itu tak ada yang melarang dekat-dekat. Jadi, santai saja. Mungkin karena situasinya berbeda.

Setelah meresmikan, kami langsung mewawancarai beliau, khususnya bidang pendidikan. Beliau cukup bercerita banyak mengenai hal ini. Secara, pendidikan adalah gerbang utama menuju bangsa yang maju. Dan beliaulah salah seorang yang memiliki peranan penting.

Pengen tau seperti apa dan bagaimana pandangan beliau mengenai pendidikan saat ini? Tunggu laporan khusus berikutnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *