Mengawali Bulan Demokrasi Siswa

1 min read

SELASA, 1 September 2009. Suasana tenang seperti biasa tercerminkan di siang hari Selasa itu. Keadaan menjelang Shalat Dzuhur digunakan para siswa untuk tadarus Al-Qur’an pada Selasa bulan Ramadhan itu. Kemudian dilaksanakan Shalat Dzuhur dan Tausyah siswa seperti biasanya.

Namun pada Selasa ini ada yang berbeda di SMA Al-Muttaqin Tasikmalaya. Waktu Ba’da Dzuhur yang biasanya dimanfaatkan untuk telaah Al-Qur’an, kali ini digunakan untuk pelantikan sebuah lembaga penentu hitam-putihnya OSIS SMA Al-Muttaqin di masa depan. Ya, KPK (Komisi Pemilu Kampus) SMA Al-Muttaqin baru saja dilantik.

Ini merupakan awal dari kegiatan Pemilu Kampus yang direncanakan akan menghasilkan seorang pemimpin baru bagi OSIS SMA Al-Muttaqin sebelum datangnya bulan Syawal 1430 H. KPK adalah suatu lembaga yang diresmikan sekolah untuk mengatur dan mengkoordinir kegiatan Pemilu Kampus dalam rangka Perguliran Masa Kepemimpinan OSIS di SMA Al-Muttaqin. Dari sinilah pemimpin baru OSIS SMA Al-Muttaqin akan ditentukan. KPK memegang peranan penting dalam menyukseskan kegiatan Pemilu Kampus dan hitam-putihnya OSIS SMA Al-Muttaqin ke depan.

Pemilu kampus sendiri rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 7 September 2009. Rentetan kegiatan akan diawali oleh pembuatan perundang-undangan kegiatan Pemilu Kampus yang akan menjadi PR pertama bagi KPK. Setelahnya, akan dihimpun partai-partai yang akan menjadi tim sukses bagi pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden OSIS SMA Al-Muttaqin. “Kegiatan Pemilu Kampus di SMA Al-Muttaqin memakai sistem partai.

Jadi setiap partai akan mengajukan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden. Dan untuk setiap partai akan ada persyaratan khusus agar dapat dilegalisir dan dapat mengajukan kandidat dari mereka.” ungkap Nurul Muharram, anggota KPK SMA Al-Muttaqin.

Sistem demokratis yang diterapkan di SMA Al-Muttaqin memang beda dari sekolah lain. Di sini mengenal sistem pasangan, bukan calon tunggal. Jadi para siswa yang akan menjadi Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden diwajibkan mandiri untuk menghimpun suara partai mereka masing-masing.

Kegiatan pekan demokrasi siswa ini diharapkan akan menghasilkan suatu kepengurusan OSIS yang dapat kembali bersuara di kancah nasional. Setidaknya di Jawa Barat. Dan untuk itu, dibutuhkan kerja sama dari semua pihak untuk mewujudkannya. “Satu batang lidi akan sangat mudah dipatahkan, namun seribu batang lidi akan sulit sekali dipatahkan.

Oleh karena itu, kami mohon kerja sama dari semua pihak untuk menyukseskan pekan demokrasi ini.” ungkap Miftahush, ketua KPK SMA Al-Muttaqin. (than-QSmart)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *