Mengawali Ramadan dengan Tahfidz Al-Qur'an

1 min read

BERBEDA dengan tahun-tahun sebelumnya, ramadan kali ini Santri Pesantren Darussalam tidak munggahan di rumah, tetapi bersama-sama di ranah indah nyiur melambai. Kebijakan yang diambil pimpinan pesantren ini tentu tidak sembarangan, ada pertimbangan khusus di dalamnya, dan tentu ada sisi positifnya yang dapat dirasakan langsung oleh para santri.

Sudah menjadi budaya di kalangan kita, bahwa seiring masuknya bulan ramadan, suka dihubungkan dengan acara munggahan tak terkecuali santri Darusasalam. Sehari sebelum tanggal satu ramadan, santri darus disibukkan dengan berbagai kegiatan dalam rangka tarhib (baca : menyambut) ramadan.

Bulan ramadan adalah bulan yang dilipatgandakan pahala amal ibadah yang dikerjakan di dalamnya. Tentu ini dapat dijadikan sebagai motivator dalam istabiq al-khairat di bulan ini. Sebagai sarana untuk itu, direktorat 1 pesantren Darussalam mengadakan kegiatan yang bertajuk Daurah Tahfidz Al-Qur’an, pada rabu-kamis (11-12/08) kemarin. Kegiatan yang diikuti seluruh santri darussalam ini berlangsung di Gedung Nadwatul Ummah.

Dengan adanya kebijakan ini, tentu berbagai pendapat muncul, baik itu yang merasa senang ataupun sebaliknya, merasa sedih. Kesedihan dialami oleh Nita (15), salah seorang santriwati darussalam. Biasanya, pada awal ramadan ia suka berkumpul dengan keluarganya, berkumpul dengan kerabat dekatnya. “Sediiiiiiiiiiiiiih banget, nggak bisa ketemu ma orang tua, dan keluarga” jelasnya.

Rasa ini pun dimiliki oleh Rara (16). Awal ramadan kali ini ia merasa rindu dengan keluarga, tetapi karena di Darussalam banyak kegiatan, jadi berlalu begitu saja. “ya itung-itung pengalaman aja”, ungkapnya.

Selain rasa rindu dan sedih karena tidak bertemu orang tua, ada juga juga tidak mempermasalahkan dan ada yang senang dengan adanya kebijakan baru tersebut. Ressy (16) mengatakan ia tidak merasa ada masalah sama sekali dengan tidak pulang berkumpul dengan orang tua, karena ia menganggap Darussalam adalah rumahnya sendiri.

“Biasa-biasa aja, mau pulang gak pulang ge tetep aja munggahan, betul, betul, betul?” ungkap Paradisa (16) sambil memperagakan ucapan Upin & Ipin. Selain itu ia menambahkan puasanya lebih enjoy dengan kegiatan tahfidz, waktu tidak terbuang percuma, “Daripada tidur terus mending diisi sama kegiatan-kegiatan positif, betul tidak?” lanjutnya.

Hal serupa diungkapan oleh Ninda (17), ia mengatakan bagus ada kegiatan tahfidz, ia tidak mempermasalahkan hal itu, bahkan dapat mengisi waktu yang kosong, sehingga waktu yang ada tidak terbuang sia-sia.

Dengan adanya kebijakan baru ini, mudah-mudahan santri Darussalam tetap semangat berlomba dalam kebaikan di bulan ramadan kali ini. Tidak munggahan tidak dapat dijadikan sebagai alasan kendor semangat, dan tidak mau mengikuti kegiatan selanjutnya. Tetapi harus dapat dijadikan sebagai motivator dalam melatih kesabaran di bulan latihan kali ini.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *