IDENTITAS adalah hal yang sangat penting. Betapa tidak, sesuatu, apa pun itu pasti memiliki ciri khas. Seorang pelajar memiliki seragam sekolah masing-masing. Seragam anak Sekolah Dasar berbeda dengan seragam anak SMP, begitu pun seragam anak SMP berbeda dengan seragam anak SMA. Mahasiswa sebuah universitas berbeda dengan mahasiswa dari perguruan tinggi lain, semuanya punya identitas masing-masing sebagai brand image almamaternya.
Begitu pun dalam beragama, semuanya punya identitas, termasuk dalam hal penanggalan. Umat Islam memiliki penanggalan khusus, penanggalan hijriyah. Penanggalan umat Islam dimulai pada satu Muharram. Peristiwa hijrah sebagai landasan penentuan tahun merupakan gambaran perjuangan umat Islam pada masa lalu yang harus dikembangkan di masa sekarang.
Pada awal tahun hijriyah itulah semangat umat Islam untuk menegakkan agamanya nampak. Keinginan untuk mengubah kebiasaan jahiliyah menjadi akhlak mulia yang dikuatkan dengan akidah yang kuat terus menggelora. Dibuktikan dengan hijrahnya kaum Muslimin dari kota kelahirannya Makah, ke Madinah. Namun, kedatangan tahun baru hijriyah yang merupakan identitas muslim itu kalah pamor dengan peringatan tahun baru ummat lain. Dalam satu tahun, yang tahu hanya bulan Ramadan, syawal, dan dzulhijjah, sisanya lewat.
Memperingati tahun baru ini, alangkah baiknya diisi dengan kegiatan yang bermanfaat. Mencermati dan menelaah serta mempraktikan nilai-nilai yang tersirat dalam kisah-kisah heroik sahabat Nabi yang berjuang demi agamanya. Sudah saatnya meninggalkan kejahiliyahan dengan cahaya Islam, kafir kepada iman, lemah kepada kuat, kejahatan kepada kebaikan, dosa kepada pahala, kemunduran kepada kemajuan.
Apabila semua itu ingin dicapai maka kaffah (totalitas) dalam melaksakan aturan agama dalam kehidupan merupakan sebuah keniscayaan. Sebagaimana kita ketahui, Nabi Muhammad hijrah dari Makkah ke Madinah telah membawa perubahan yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Nilai perjuangan inilah yang mesti diaplikasikan dalam kehidupan sekarang.
Sejarah mencatat, peristiwa hijrah ini merupakan peristiwa yang sangat besar. Karena dalam waktu yang tidak begitu lama, Rasulullah dapat mengubah kebiasaan kota Madinah yang diskriminatif, eksklusif menjadi masyarakat yang terbuka dan penuh persaudaraan. Masyarakat yang sering bermusuhuan menjadi masyarakat damai dengan semangat peradaban baru. Revolusi tersebut dilewati tanpa adanya kekerasan.
Sebagai bentuk manifestasi semangat hijriyah 1432 ini. Tentu sebagai seorang Mahasiswa, hijrah menuju arah yang lebih baik adalah mesti. Generasi muda adalah penerus cita-cita bangsa. Harapannya, tentu di samping memutar kembali klise peristiwa fenomenal itu, juga mencoba memunguti makna hijrah secara aktual dan kontekstual.