Mengintai Kerja Panitia Ulum

1 min read

PENGAJIAN Pesantren Marhalah satu tahun ajaran 2010/2011 akan mencapai titik akhir. Santri Pesantren Darussalam harus melewati ajang evaluasi kepesantrenan, ulum pesantren. Ulum (ulangan umum) layaknya ujian akhir semester di sekolah formal. Hal ini dilakukan tentu untuk menilai sejauh mana keberhasilan program pengajian yang telah dilaksanakan selama satu semester. Selain itu juga sebagai evaluasi bagi pada ustadz guna meningkatkan kualitas pengajian pada semester selanjutnya.

Ulum ini diprakarsai oleh Direktorat 1. Direktorat di lingkungan Pesantren Darussalam yang membidangi masalah pendidikan/pengajian. Dalam pelaksanaan ulum ini direktur mengangkat panitia pelaksana. Berbeda dengan pelaksanaan ulangan akhir semester pada umumnya yang mengatur siswa satu sekolah atau madrasah. Panitia ini mengatur santri tiga sekolah. Karena sekolah formal yang santrinya tinggal di Pesantren ada tiga, yakni MTs, MAN dan SMA Plus Darussalam. Acara yang tentu menguras pikiran dan tenaga.

Untuk tahun ini, ulum digelar pada selama sepekan penuh, ahad sampai jum’at, 27 November sampai 3 Desember 2010. Panitia yang bertugas ini adalah Mahasiswa Institut Agama Islam Darussalam (IAID) Ciamis yang tinggal di dalam kampus (dapus). Manfaat yang dapat diambil adalah kerena mayoritas yang dapus itu adalah mahasiswa tarbiyah (baca: kependidikan), maka ini erat kaitannya dengan ilmu yang sedang digeluti, pembelajaran kontekstual, suatu hal yang tak didapat di bangku kuliah.

Karena kegiatan pesantren tidak mengganggu kegiatan formal sekolah. Maka kegiatan ulum ini pun menyesuaikan. Setelah dibuka secara resmi oleh Koordinator Dewan Direktur, Drs. H. Wahyudin, M.Pd. pada ahad, (27/11) malam, peserta langsung menyerbu tempat yang tertera pada kartu ujian.

Seperti ujian pada umumnya, nomor peserta ditempelkan di meja yang akan digunakan. Akan tetapi, karena ruangan yang ada di pesantren Darussalam siang harinya digunakan untuk kegiatan pembelajaran sekolah, maka penempelan ini mesti dilakukan pada malam hari, waktu yang sangat cocok untuk istirahat. Nilai yang dapat diambil, tidak ada lagi hal yang dapat membahagiakan hati selain lebih memaknai dan melaksanakan sebuah keikhlasan.

Demikianlah sepercik nuansa pesantren. Negara kecil, wahana pembelajaran yang sarat dengan nilai-nilai kepemimpinan, pembelajaran untuk hidup di masa depan. Universitas kehidupan, suatu saat menjadi peserta didik dan di sisi lain dapat menjadi pendidik, hidup adalah saling melengkapi dalam keberagaman.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *