Pancasila
- Ketuhanana yang maha Esa
- Kemanusiaan yang adil dan beradab
- Persatuan Indonesia
- Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
- Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia
Di atas adalah butir-butir pancasila yang biasa kita kumandangkan setiap uapcara bendera. Begitu dalam kata yang memenuhi setiap baris dari dasar Negara ini. Menunjukan harapan para pendahulu kita akan Negara Republik Indonesia. Negara agraris yang kaya akan sumber daya alamnya.
Negara yang memiliki dasar ketuhanan dan insan-insan yang adil lagi beradab dan kaya akan budaya Luhur, lengkap dengan Rakyat yang dipimpin oleh suatu kebijaksanaan. Itulah mungkin sepintas yang yang diharapkan para pejuang terdahulu.
Tapi apakah semua itu sudah menjadi kenyataan? Pengemis masih menghisai kota-kota, koruptor-koruptor masih melenggang-lenggang, para pemeras rakyat masih berkeliaran, penghancur kebudayaan masih nyaman duduk di bumi ini. Lantas kapan tujuan pancasila akan terlaksana?
Memang Ironis antara dasar dan tujaun hidup bangsa ini dengan kenyataan yang terjadi. Seolah pancasila hanya sebagai slogan dan hanya sebuah rutinitas masuarakat seminggu sekali, tanpa mengambil pelajaran dari setiap butir-butir dasar Negara ini.
Bagaikan pribahasa tong kosong nyaring bunyinya, kita hanya sekedar mengucapkan secara lantang tanpa esensi atau tanap pelaksanaan yang nyata. koruptor,penipu, pembobol bank, pemeras rakyat dan penjahat Negara semuanya mengetahui pancasila, tapi apakah yang mereka lakukan sesuai dengan pancasila? Bukankah kita di ajarkan untuk bersikap adil, bijaksana, bersatu?
Kemana gotong royong yang selalu di ajarkan? Dimanakah kebijaksanaan yang selalu di contohkan? Dan bagaimana dengan adab-adab yang selalu di tanamkan? Semuanya telah lenyap seiring dengan tenggelamnya jiwa-jiwa masyarakat Indonesia ke dalam lautan duniawi. Yang kita pikirkan hanyalah bagaimana menjadi oarng terkenal, kaya raya, disegani dan di hormati. Tanpa melihat dan memperdulikan orang-orang di sekeliling kita. Kita hanya sibuk dengan perut sendiri. Itu sangat jauh dan bertentangan dengan isi dari pancasila.
Faktor yang paling utama merosotnya Republik Indonesia ini adalah melemahnya kepercayaan diri Negara ini. Sekarang kita hanya bisa menjadi pengekor Negara lain, mengadopsi system-sistem yang tidak cocok dengan bumi pancasila ini dsb. Di negeri ini kurang ditanamkan akan kepercayaan diri, mulai dari pemerintahan sampai kalangan bawah.
Mengapa para eksekutif bangsa enggan mencoba memakai system hasil racikan asli bangsa Indonesia? Mengapa system pendidikan terus berubah? Seakan tidak pernah menemukan system yang pas.
Oleh karena semua akan kembali kepada kita semua, mari kita telaah nilai yang terkandung dalam falsafah Negara ini, kita percaya bahwa tanpa mengadopsi dari luarpun kita bisa menjadi Negara yang maju.