“Ketika kata terucap ribuan makna mengalir” ternyata benar . ini di lakukan anak-anak Teater Masagi yang berlatih puisi di atas hamparan jerami kering yang siap disulut api. mereka berhadapan jauh sekitar 40 meter, sore itu pukul 15.00 kira-kira. kita kaget dengan goyangan maha dahsyat di tumpukan jerami yang kami pijak… sejenak terasa enak, empuk dan Vokal yang keluarpun spontan histeris, “Auooooo….. Auoooooooo…. Allohu Akbar….alloooooohu Akbar……. Subhanalloh…subhanallooooooh.. allohu akbar….aya naon sih ……ini jarang terjadi ketika ribuan jerami bergoyang laksana angin topan menerpa debu di pesisir pantai. “..Oooh ini mah Ombak Banyu”. Astagfirullohaladziiiiiim….. LINIIII…. malah seorang kakek yang menyaksikan latihan kami berdalih lain. “ieu mah Uwa Semar Hitut … ” Dalam ketakmenentuan kita tersenyum mengagumi ucapan sang kakek itu, sambil menyiram sayurannya di pematang sawah. ” panggeuing anaking ,sing areling..!” Oke coy kata Indra sang instruktur.” Si Kakek manggut-manggut cingcirining surti.
Kita pun beranjak menuju kampus SMAN 6 Tasikmalaya yang tak jauh dari tempat latihan… Oooh… keren…. Kekuasan Tuhan begitu Perkasa. dalam tempo kurang dari 3 detik tembok mesjid SMAN 6 retak dengan goresan maha indah dibarengi atap menara yang tinggal 3/4 bagian… internit yang menjadi penutup dinding atap hancur berantakan tak karuan. para pelajar yang lagi ikut mentoring berhamburan keluar mencari tempat yang aman,kursi yang jadi sandaran mendadak sulit di gerakkan saking geumpeurnya… ada yang nelpon,SMS, malah yang paling berkesan ketika salah satu anak teater yang mau sholat dhuhur karena kajongjonan latihan sedang melakukan sujud di rakaat yang ke empat… eeeh malah kabur…. astaghpirullohaladzim…. seandainya dia tetap menyelesaikan sampai 4 rakaat dan tertimpa kusen ,,, insya Alloh jadi suhada. Amiiin.( Efiss Windu)