Penanaman Akhlak Mulia Lewat Sepak Bola

1 min read

ADA yang berbeda pada hari Ahad (21/2) kemarin di Pondok Pesantren Darussalam, Ciamis. Sudah menjadi rutinitas santri, tiap hari Ahad selalu diadakan lari pagi, kemudian dilanjutkan dengan bersih-bersih. Dan itu pun dilakukan di sekitar kampus. Ahad kemarin sedikit berbeda, bersih-bersih dulu, kemudian dilanjutkan dengan lari pagi menuju lapangan sepak bola (baca: stadion) Dewasari. Hal ini karena pada hari itu dilaksanakan pembukaan tournamen sepak bola Darussalam Cup 2010 yang dilaksanakan oleh BEM KM IAID Ciamis. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Warek III IAID Dr. H. Fadlil Yani Ainusyamsi, MBA., M.Ag.

Kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 21 Februari sampai Maret 2010, dan merupakan kegiatan rutin yang sudah lama tidak dilaksanakan. Pesertanya hanya mencakup sekolah-sekolah yang berada di lingkungan pesantren Darussalam. Kegiatan ini, selain untuk memberikan kesempatan kepada para santri, mahasiswa dan dewan guru yang ada di lingkungan pesantren Darussalam untuk mengembangkan talentanya dalam bidang olah raga, khususnya sepak bola, juga untuk memperat ukhuwah dengan bersilaturahim serta mencari dan membina bibit unggul.
Seperti diungkapkan Ade Mulyana (22) yang merupakan ketua pelaksana kegiatan ini, “Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan silaturrahim antar sekolah di lingkungan Pesantren Darussalam, mencari bibit unggul yang bisa memajukan persepakbolaan di sekitar Ciamis” ungkapnya.
Dalam sambutannya, Warek III yang akrab dipanggil Pa Icep ini mengamanatkan tentang pentingnya sportivitas dan menjaga ketertiban serta kebersihan. Hal ini dapat kita maknai, bahwa Darussalam Cup 2010 dapat dijadikan sebagai sarana pembelajaran yang baik. Karena ini merupakan praktik yang selama ini dipelajari di madrasah/sekolah. Sudah menjadi santapan sehari-hari, dalam kegiatan belajar di kelas, tentu yang namanya akhlak karimah harus menjadi pedoman, harus mendarah daging. Tetapi, apalah artinya sebuah pengetahuan tanpa dibuktikan dalam kehidupan. Menjadi sebuah kekurangan apabila tiap hari mencari ilmu (baca: belajar), tetapi tidak berpengaruhnya pada perilaku. Karena inti dari belajar adalah adanya perubahan perilaku.
Darussalam Cup 2010 ini merupakan media yang cocok untuk mempraktikan ilmu sudah di dapatkan di kelas. Di samping praktik dalam pelajaran olah raga, secara eksplisit, kegiatan ini berhubungan dengan pelajaran lain, misalnya pelajaran akhlak. Mungkin sudah menjadi kodrat manusia, semangat atau motivasi terhadap sesuatu akan timbul ketika sesuatu tersebut merupakan hal yang sangat disukai dan berhubungan dengan emosi. Contohnya adalah membaca. Sangat kita rasakan bedanya ketika sedang membaca komik dan membaca pelajaran. Tentu semangat itu membaca komik lebih besar daripada membaca pelajaran. Begitu pun dalam penanaman nilai akhlak. Ketika belajar di kelas, tentu sangat berbeda dengan ketika menjaga sportivitas dalam olah raga yang sangat disukai, dalam hal ini sepak bola. Padahal keduanya sama-sama mengandung unsur perilaku yang baik.
Kegiatan ini mudah-mudahan dapat diambil hikmahnya oleh semua pihak. Karena di dalamnya dibuat dengan penanaman unsur sportivitas –yang merupakan akhlak terpuji-. Karena kita sendiri merasa ketika ada suatu hal yang sangat kita sukai tanpa terasa nilai-nilai yang ada di dalamnya juga dapat diambil.
Banyak yang dapat kita ambil dari permainan sepak bola selain dari adanya sportivitas. Nilai kebersamaan juga ada pada permainan ini. Permainan ini akan sulit untuk mencapai kemenangan apabila hanya seorang yang bermain -meskipun ia katakanlah sebagai pemain terbaik dunia- maka bukan kemenangan yang ia dapatkan tetapi remuk redam yang ia terima.
Miftah Farid Cjf
Dep. Infokom
BEM KM IAID Ciamis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *