Dalam rangka menumbuhkan semangat hijrah, membentengi dan memperkuat ghirah keislaman, Pesantren Darussalam Ciamis yang diprakarsai Pengurus Pesantren dalam bimbingan Pimpinan Pesantren mengadakan Gebyar Muharram 1432 Hijriyah pada senin-selasa, (6/7).
Gebyar Muharram 1432 H ini merupakan serangkaian acara untuk menumbuhkan semangat perjuangan Nabi Muhammad dalam menegakkan Islam. Acaranya berbentuk pentas seni dan pawai hijriyah.
Pentas seni (pensi) ini adalah ajang untuk menumpahkan segala yang ada dalam diri santri yang berhubungan dengan muharram. Mereka bebas berekspresi, yang penting tetap menjaga akhlak yang menjadi ciri seorang santri.
Meskipun pendidikan formal sedang mengadakan ulangan akhir semester (UAS), tetapi antusias santri dan mahasiswa yang ada di dalam kampus tetap tinggi. Hal ini terbukti dengan kehadirannya di Gedung Nadwatul Ummah meskipun cuaca tidak mendukung.
Acara dimulai setelah selesai melaksanakan shalat Isya dibuka secara resmi oleh Direktur III, K. Dase Fadlil Yusdi Mubarok, SH. Santri berbondong-bondong dengan konstumnya masing-masing yang sudah disetting seharian. Berbagai aksi ditampilakan mulai dari pembacaan puisi, pop song islami, paduan suara, dan drama sesuai dengan kehendak masing-masing. Pensi ini merupakan perwakilan tiap angkatan mulai dari santri MTs, MAN dan SMA Plus Darussalam.
Tiap angkatan mengirimkan utusannya untuk tampil di panggung. Khusus kelas XII MAN dan SMA, para santri angkatan itu, tampil semua ke depan, sebuah drama mereka tampilkan.
Selasa pagi, setelah membersihkan seluruh wilayah kampus, santri bersiap-siap dan berkumpul di depan Gedung Ibnu Rusyd untuk mengikuti pawai hijriyah.
Pasukan drum band MTs Darussalam berada pada barisan depan sebagai sarana untuk memberikan sebuah stimulus kepada masyarakat yang dilewati, minimal timbul pertanyaan di masyarakat, ada apakah gerangan? Sebuah bentuk metode dakwah yang efektif untuk mengingatkan peristiwa hijrah.
Setelah sampai di Gedung Jenderal Soedirman, peserta mendapatkan kupon gratis. Kupon ini nantinya akan diundi untuk mendapatkan hadiah. Semua unsur di Pesantren Darussalam ikut andil dalam menyumbangkan hadiah. Mulai dari unsur pimpinan sampai pedagang di lingkungan pesantren, bentuk kerja sama, bahwa pendidikan itu merupakan tanggung jawab bersama. Mulai jajanan kecil, karpet, tas, setrika dan sebagainya dipajang di depan sekretariat. Berbagai hadiah disiapkan.
Meskipun berada di bawah terik matahari, para santri tetap rela menunggu mudah-mudahan nomor yang dimilikinya adalah sebuah keberuntungan. Santri yang beruntung bergantian mengambil hadiah. Adalah Rizki Santika, santri MTs yang mendapat sebuah Gitar dari Wakil Pengasuh Pesantren, KH. Fadlil Yani Ainusyamsi, sebuah hadiah yang cukup mahal dibandingkan dengan hadiah-hadiah yang lain.
Sambil mengucapkan selamat, Pak Icep -sapaan Wakil Pengasuh–mengatakan bahwa gitar tersebut harus digunakan dengan sebaik mungkin, tapi jangan sampai mengganggu belajar.
Setelah itu, kampus terasa sepi. Banyak santri yang beristirahat setelah melaksanakan perjalanan yang cukup jauh. Dengan even ini, diharapkan semangat perjuangan Nabi dapat ditularkan dan dijadikan sebagai wahana memperdalam keimanan. Lelahnya para santri mudah-mudahan bernilai ibadah dan melekat sampai masa mendatang sebagai pembaharu bangsa.***