Perjalanan ke Amerika : Seorang Pertukaran Pelajar (part 1) – The Journey

3 min read

7 Agustus 2010, 19.25

Lufthansa Airlines, LH779, seat 55J.

Lebih 25 menit dari jadwal keberangkatan, pesawat dari Singapura telat datang.

Dari balik jendela pesawat itulah pertama kalinya aku melihat kerlap-kerlip kota dari atas. Ini mungkin terakhir kalinya melihat Jakarta, Indonesia. Setidaknya untuk satu tahun ke depan. Memori beberapa hari kebelakang, aku dan teman-teman, 103 siswa-siswi pertukaran Youth Exchange and Study (YES) ke Amerika mengikuti camp di Wisma Handayani, Fatmawati untuk mendapat pembekalan. 3 Agustus 2010, kami, AFS-YES INAYPScNH 10-11 tampil di Umar Ismail Hall, Kuningan dengan pertunjukan yang sangat dahsyat. Sebuah pengalaman yang tak bisa dilupakan.

Perjalanan dimulai. Christ dan Jim, dua volunteer Amerika, menemani perjalanan kami. Satu jam kemudian pesawat transit di Changi Airport, Singapura, hanya sebentar. Dengan pesawat yang sama selama kurang lebih 11 jam kami menuju Frankfurt, Jerman. Kami tiba sekitar pukul 6 pagi waktu Jerman. Kami punya waktu enam jam untuk menunggu keberangkatan selanjutnya. Christ dan dan Jim memperbolehkan kami berjalan-jalan di airport. Disanalah, pertama kalinya aku membelanjakan uang dolar. Aku habiskan $9 untuk membeli snack, lalu 4.9 Euro untuk membeli lipbalm, dan 1,5 Euro untuk menggunakan internet. Kapok. Internet mahal banget. :((

Jam 12.20, menggunakan pesawat UA917, seat 39B aku kembali ‘terbang’. Penerbangan ini memakan waktu kurang lebih 9 jam perjalanan. Melelahkan? Ya! Tapi kami, mengenakan kaos kuning bertulisakan YES Indonesia, tidak akan menyia-nyiakan semua, demi perjuangan satu tahun untuk menjadi exchanger.

Pukul 15.30 waktu Washington DC, kami tiba di Dulles Airport. Semua lelah hilang saat kami disambut volunteer dari berbagai negara mengenakan kaos YES berwarna merah. Mereka tersenyum, mengatakan ‘welcome’. Perasaan senang, bahagia, campur aduk. Here’s AMERICA!!

Menggunakan bus kami menuju National 4-H Youth Conference Center, tempat camp orientasi kedatangan. Di tempat itu kami bertemu dengan teman-teman dari negara lain yang juga tergabung dalam Youth Exchange and Study 2010/2011 : Thailand, Philippine, India, Mesir, Ghana, Kenya, Mozambik, Saudi Arabia, dan Afrika Selatan. Sebagian besar dari kami adalah beragama Islam. Sebelum tidur kami makan di ruang makan (canteen) dimana semua anak tumplek dan berbicara dengan bermacam-macam bahasa.

Esok hari, kami pergi ke US Embassy menggunakan bus. Aku di bus Indonesia 3 dengan PJ, si supir gaul, yang sangat bersemangat menjelaskan seluk beluk jalan yang kami lewati. Ah ya, Indonesia adalah negara dengan peserta terbanyak, 103 orang, setara dengan 1/4 jumlah peserta dari semua negara. Itulah mengapa sampai dibagi tiga grup. View Washington DC sangat-sangat keren. Kota yang rapi, jalan yang lebar, bangunan tinggi, dan jajaran apartement mahal. Kami melewati beberapa universitas yang membuat kami kagum.

Di US Embassy, kami disambut dengan sambutan sebagai duta bangsa dengan sedikit tips bertahan hidup di Amerika serta penjelasan untuk menjadi pemimpin yang baik di masa depan. Setelah selesai, masing-masing negara mengunjungi embassy-nya masing-masing. Tentu saja aku dan teman-teman mengunjungi KEDUTAAN INDONESIA!!

Di Kedutaan Indonesia, kami disambut ramah oleh duta besar. Suatu kebanggan kami bisa bertemu beliau. Satu hal yang luar biasa yang kami temui disana adalah : MAKAN NASI! Ya, pihak kedutaan menyuguhi kami nasi putih serta ayam goreng, telur, tahu, capcay, udang, sambel, dan kerupuk sebagai lauk yang membuat kami saaaangat senang, setelah beberapa hari tidak bertemu nasi dan entah untuk satu tahun ke depan.

Perjalanan dilanjutkan menuju Union Station, semacam mall. Kami diberi uang $10 yang harus kami belanjakan untuk phone card, peralatan mandi, dan souvenir. Mallnya bikin pusing karena tidak seperti mall di Indonesia, dan seperti orang bilang dan aku juga mengiyakan, mall di Jakarta lebih baik daripada sini. Aku berhasil dapat semua barang dengan susah payah karena harus sedikit berebut dengan teman-teman negara lain. Beberapa postcard sebagai tanda bahwa aku pernah ke Washington DC.

Setelah belanja, kami semua pergi ke Lincoln Memorial, bangunan yang dibangun untuk menghormati presiden US ke 16, Abraham Lincoln. Kami tiba sekitar pukul 17.30 tapi matahari saaaaaaaangat terik, karena musim panas jadi siangnya lebih lama.

Hari berikutnya penuh dengan diskusi. Dalam berdiskusi kami dibagi sesuai organisasi yang menangani kami. Karena aku ditangani oleh Program of Academic Exchange (PAX), maka aku harus berkumpul di Ohio Room. Lalu, dari kelompok organisasi itu dibagi lagi menjadi kelompok kecil. Aku di kelompok 24 yang diisi oleh satu orang India, satu orang Philippine, satu orang Turki, satu orang Kenya, dua orang Arab, dan sialnya aku sekelompok dengan tiga orang Indonesia, setelah sebelumnya aku sekamar dengan satu orang Arab dan dua orang Indonesia. Bukan maksud, tapi aku hanya ingin sekelompok dengan teman negara lain agar menambah relasi, tapiii, okelaah. Oh ya, Group Leaderku (GL) adalah orang India. Lucu, kalo dia bicara menggunakan dialek India sambil menggeleng-gelengkan kepala. Kalau di Handayani, Jakarta, kami berdiskusi ngampar atau duduk di karpet, maka disini kami berdiskusi diatas meja bundar :D. Kami berdiskusi hampir seharian, ada juga selingan ceramah agama oleh Imam Bashar Arafat di Aiton Auditorium.

Rabu, 11 Agustus 2010, hari keempatku di Washington DC. Aku harus bangun pukul 2 pagi, bersiap-siap mengepak barang dan menunggu bus untuk keberangkatan pukul tiga. Hari ini, seluruh peserta YES akan meninggalkan Washington DC untuk pergi ke state masing-masing. Kami saling mengucapkan selamat tinggal karena akan mulai hidup terpisah. Dalam hati, aku mengucapkan selamat tinggal pada bangunan National 4-H Youth Conference Center, tempat yang paling pertama dituju di Amerika, tempat bertemu banyak orang baru, tempat menemukan sensasi baru. Sampai jumpa tahun depan, dimana aku dan kawan-kawan telah menyelesaikan satu tahun yang menakjubakan di ‘rumah kedua’ kami.

Dullas Airport, Washington DC. Langit masih gelap. Lampu di taman parkiran yang luas menambah indah pagi itu. Kami berbaris sesuai kelompok tempat tujuan masing-masing. Paspor dan dokumen lainnya sudah siap ditangan. Kami check in..

Petualangan sebenarnya baru saja akan dimulai. Terbang sendiri, menuju tempat asing, menemui keluarga baru, dan tinggal selama 11 bulan. Di depanku, dua nomor pesawat menunggu, aku harus menuju Seattle untuk transit, dan.. tujuan terakhir, sebuah kota.. JUNEAU..

to be continued..

 

 

by Aliffia Rachman,
SMA Negeri 1 Tasikmalaya
Youth Exchange and Study 2010/2011 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *