Bencana gempa Tasikmalaya, imbasnya tidak hanya dirasakan oleh orang dewasa saja, anak-anak pun terkena dampaknya. Bahkan di satu daerah di Kabupaten Tasikmalaya, ada satu anak kelas 2 SD, sampai sekarang masih ketakutan dan tak mau lepas dari samping bapaknya. Mendengar kata lini (gempa), dia langsung berubah jadi murung. Bagi orang dewasa, mungkin sedikit demi sedikit bisa melupakan peristiwa itu denga cepat. Beda halnya dengan anak-anak, begitu dalam beban traumatik itu.
Bertolak dari hal itu, anak-anak dari Teater Bolon Tasikmalaya yang di komandani oleh Amang S. Hidayat pun merasa iba dan ada keinginan untuk membantu sekadar meringankan beban anak-anak di daerah bencana. Mereka bertanya: dimana mereka tidur? Kenapa seperti tidak bergairah anak-anak itu? Dalam pikran anak Teater Bolon timbul pertanyaan semacam itu. Akhirnya, mereka pun turun ke jalan lengkap dengan senjata mereka yaitu seperangkat gamelan, 6 set kendang dan 6 jimbe. Mereka menggelar aksi kesenian jalanan untuk mencari bantuan guna meringankan beban anak-anak di lokasi bencana.
“Asyik. Kan ada paribasa : sekali merengkuh dayung, 2-3 pulau terlampaui. jadi sambil ngabuburit, sambil usaha juga nyari bantuan buat anak-anak di lokasi gempa”, begitu tutur Desy di sela kesibukannya sebagai penabuh saron.
Kurang lebih satu minggu, Teater Bolon yang umumnya beranggotakan anak-anak gabungan dari beberapa Sekolah Dasar dan Madrasah itu turun ke jalanan, hasilnya pun tidak mengecewakan. Alhamdulillah, besar atau kecil bantuan yang akan mereka salurkan tidaklah penting. Yang utama nilai silaturahmi nya yang terjaga.
Selasa, 15 September 2009 Teater Bolon sendiri yang berangkat ke lokasi bencana di daerah Ciloa-Cisayong untuk langsung memberikan bantuan kepada anak-anak disana. Dari 2 daerah yang bertetangga, kurang lebih 100 anak yang hadir. Teater Bolon pun sedikit memperkenalkan diri dan cara apa mereka mendapatkan bantuan, yaitu dengan pagelaran Rampak Jimbe, dan ternyata applausnya sangat luar biasa. Cara unik pun dipakai Teater Bolon untuk menyalurkan bantuan tersebut. Setiap anak dari Teater Bolon, langsung memberikan kepada satu anak di lokasi tersebut. ” Ini bukan bantuan yang wah, cuma untuk bekal uang jajan anak-anak saja, ini semua murni datang dari keinginan anak-anak di sanggar, dan semoga bisa bermanfaat”, tutur Amang S. Hidayat selaku Komandan Teater Bolon Tasikmalaya.
Disamping Teater Bolon, ada juga Teater Windu yang ikut membantu dalam aksi ini. Mereka menganggap pentingnya sebuah silaturahmi, tapi bukan hanya karena ada bencana, tapi untuk ke depannya pun silaturahmi itu harus tetap terjaga.
Terlepas dari itu semua, banyak warga setempat yang sempat mempertanyakan bantuan dari pemerintah. Tak ada kejelasan untuk rehabilitasi pembangunan fisik seperti halnya rumah-rumah yang ancur atau sarana lainnya. Masyarakat sangat butuh itu mengingat juga waktu yang semakin dekat dengan Idul Fitri. Pada kemana pemerintah itu? Selain itu juga, bantuan dari pihak pemerintah itu terkesan tidak merata. Apakah karena medan yang dilalui itu sulit sehingga akses kesana menjadi lambat? Kan ada pihak terkait yang menangani itu. Atau jangan-jangan karena susahnya perizinan ? Hanya waktu juga yang dapat menjawabnya.