“Jakarta – Istri mantan presiden RI BJ Habibie, Hasri Ainun Habibie tutup usia di usia 72tahun. Ainun meninggal sekitar pukul 17.00 waktu setempat di Rumah Sakit Ludwig-Maximilians-Univers
“Innalillahi wa inna ilaihii raajiuun. Telah meninggal Ibu Hasri Ainun Habibie. Mohon do’a untuk Almarhumah,” demikian informasi resmi yang diperoleh detikcom dari twitter The Habibie Center pukul 23.15 WIB, Sabtu (22/5/2010).
Sebelumnya Ibu Hasri sempat kritis setelah menjalani perawatan intensif. Dia baru saja menjalani operasi kanker usus.
Saat ini semua keluarga termasuk BJ Habibie, dan dua putranya Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie sudah berada di Jerman.”
Hari Selasa, (24/04) Jenasah Ibu Hasri Ainun tiba di Indonesia untuk di Makamkan, terletak di Makam Pahlawan, Jakarta. Indonesiapun menangis, kembali kehilangan sesosok wanita yang berjasa. Beliau di kenal sangat Ramah dan Rendah hati, sehingga banyak Para Rekan, Sahabat, Keluarga,serta Masyarakat lainnya merasakan kehilangan mendalam, termasuk saya sebagai Pribadi. Mungkin saya belum terlalu mengenal beliau begitu dekat. Namun lewat jasa-jasa beliau yang kecil ,sangat berarti besar. Beliau yang bernama lengkap Ibu Hasri Ainun Habibie, mempunyai arti kurang lebih “Mata yang Indah”. Almarhum Ibu Ainun semasa hidupnya aktif dalam 2 Organisasi yaitu Organisasi Orbit yang menangani pemberian beasiswa, dan Perhimpunan Bank Mata Indonesia yang memberikan donor mata bagi penderita kelainan Kornea. Atas jasa-jasanya Pemerintah menganugrahkan bintang jasa Republik kelas dua, dan Bintang Maha Putra ArdiPradama. Ya, memang alur hidupnya penuh dengan kemulian. Berbaur dengan semua kalangan Masyarakat tanpa memilah membeda-bedakan. Beliau pula sangat Setia, mengikuti jejak Suaminya, Pak Habibie. Dalam acara ataupun dimana Pak Habibie berada, pasti Ibu Ainun mendampingi di samping keberadaanya. Begitu setia dan rukunnya ikatan mereka. Hingga ajal harus memisahkan Mereka namun tidak ikatan cintanya. kuranglebih Waktu 47 tahun bukan waktu sebentar, tuk menjalin dan membina Cinta menjadi sebuah Keluarga yang lengkap dan utuh diselimuti hangat Kasih sayang. Pak Habibie-pun pasti merasakan kehilangan, bagaimana kita seorang rakyat Indonesia yang juga ikut merasakan kehilangan. Namun Ketabahan dan kesabaran Beliau di uji disini. Sejak awal menjelang sakit “Kanker Usus Besar” yang telah lama hinggap di derita Almarhum Ibu Hasri dan menjadi salah satu Faktor kepergiannya, Pak Habibie masih tetap setia berada disamping Istrinya. Hingga detik-detik akhir perpisahannya. Pak Habibie masih mengenggam erat jemari Ibu Ainun yang sudah mulai melemah.
“Beliau mempunyai dedikasi kehidupan yang tinggi pada keluarga, pada negara. Beliau mempunyai kelebihan yang jarang di miliki istri pejabat yaitu kebiasaan baca Al-Qur’an pagi, sore, pagi, sore.” Ucap Pak Amien Rais, setelah melakukan Jiarahnya.
Ya, jasa beliau dikenang, hingga para kalangan tingkat atas hingga tingakt bawah mendo’akan beliau, bahkan menyolat gaibkan Beliau. Senyummu masih terlukis di perputaran waktu …
Sedikit Latar Belakang Ibu Hasri Ainun dengan Pak Habibie
Ibu Hasri Ainun adalah sahabat sejak Kecil Pak Habibie. Berawal dari ketika Pak Habibie menanyakan mengapa Kulit beliau menjadi hitam dan agak bertambah gemuk, saat Almarhum Ibu Hasri Ainun menggemari Hobby renangnya. Dari sanalah Ibu Hasri Ainun merasakan debara-debaran baru dengan Bapak Habibie. Di masa itu pula Ibu Ainun di kagumi banyak oleh Kaum Adam di sekolahnya termasuk diantaranya Bapak Habibie.
Dan saat melanjutkan jenjang tingkat perguruan tinggi Ibu Ainun harus Berpisah dengan Pak Habibie, Pak Habibie yang memilih melanjutkan Sekolahnya di Negara German, dan Ibu Ainun yang melanjutkan di Universitas Kedokteran UGM. Indonesia.
Cinta lamapun bersemi kembali. saat itu Almarhum Dokter Hasri Ainun sudah bekerja di Rumah Sakit RSCM Jakarta, tengah cuti. Pak Habibiepun mengikutinya ke Jakarta. Setelah melalui masa-masa indah percintaan anak muda, akhirnya Almarhum Ibu Ainun di persunting oleh Pak Habibie 12 Mei 1962. Mereka menghabiskan bulan madu di Tiga Kota, Bali, Kaliurang Jogjakarta, kemudian Ujung Padang daerah asal Pak Habibie. dari pernikahan ini mereka di anugrahi 2 orang putra, Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal . Dan kini sudah memiliki 6 orang cucu. Kini “Si Item Gula Jawa” istilah Pak Habibie untuk Ibu Ainun, pujaan hatinya di masa pendekatan dulu telah tiada. Rekaman masa silam tentu saja masih tersimpan dalam kenangan Prasasti di Hatinya. Cinta keduanya memang tergolong luarbiasa, dari muda hingga akhir hayat Ibu Ainun, keduanya tetap saling mencintai, dan saling setia. Nampaknya kuntum-kuntum Cinta yang mereka tanam di masa muda kini telah mekar dan harumnya semerbak disaat usia mereka kian menua. Biarpun sang Kekasihnya telah pergi, cinta itu tetap tertanam di hati.
Selamat Jalan Ibu Ainun …
Awal waktu barumu , baru di mulai..
Ya, Senyummu masih terlukis di perputaran waktu …
Bayang ramahmu-pun tak mudah larut dalam terbenamnya Senja
Kami mengenangmu …
Afrilia Utami,
26 Mei 2010, 14.23 WIB