|
Sobat sabasakola, tak terasa liburan sekolah telah berakhir. Mau gak mau kita dituntut untuk kembali duduk di bangku sekolah. Janganlah kita terus terlena pada suasana liburan panjang, yang menyebabkan semangat belajar kita menjadi berkurang.
Ngomong-ngomong untuk memanfatkan liburan panjang, Sobat sabasakola tour kemana? Ke Bali, Malioboro, Pangandaran, atau ke Cipatujah. Kalu kami sih pergi ke Kuta, eh jangan salah sangka dulu, kuta yang kami maksud bukan yang ada di Bali itu loh, melainkan kampung Kuta yang berada di kabupaten Ciamis, tepatnya di desa Karang paningal, kecamatan Tambaksari.
Sebelumnya, pernahkah Sobat sabasakola pergi kesana? Trus, apasih keunikan dari kampung kuta tersebut? Mau tau jawabannya?, ikuti terus cerita kami.
Asal usul Kampung kuta. Nama kampung kuta dibentuk tidak ada kaitannya dengan histori belaka, tapi kata “Kuta” sendiri merupakan bentuk akronim kata, Kuta “di kuku jeung di tata”. Hal tersebut menggambarkan pola kehidupan masyarakatnya yang mempunyai kesamaan prinsip, untuk selalu menerapkan sipat sopan, ramah, saling menata dan kasih sayang sesama penduduk. Kuta juga disebut daerah suci, sebab dikampung ini tidak terdapat satupun kuburan, dan apabila salah seorang warganya meninggal dunia, akan dikebumikan disebuah daerah yang jauhnya 800 m dari pemukiman.
Luas daerah kampung kuta, luasnya mencapai 97 Hektar, terdiri dari 40 Hektar diambil hutan lindung, sisanya digunakan untuk pemukiman, sawah/kebun dan perumahan. Di kampung kuta terdapat 112 kepala keluarga dan 327 jiwa(185 laki-laki dan 142 perempuan). Mayoritas penduduknya memeluk agama Islam, dan mata pencahariaannya 80% petani.
Rutinitas kegiatan yang sering dilaksanakan setiap tahunnya, yaitu: sedekah bumi, babarit, upacara adat (tahunan) yang dilaksanakan ada tanggal 25 Syafar.
Sobat sabasakola, setiap daerah yang berada di Indonesia pasti mempunyai karakteristik tersendiri, karakteristik tersebut dapat diwujudkan misalnya dalam bentuk kesenian. Kampung kuta juga mempunyai kesenian loh, kesenian Ronggeng, gondang, terbang dan rengkong.
Hebatnya, yang membedakan kampung kuta dengan kampung yang lainnya, yaitu dikampung ini terdapat 13 gunung, diantaranya Gunung pandai damas, goong, ajug, gebang, semen, muser, dan panggeleseran. Masing-masing gunung mempunyai makna tersendiri. Seperti gunung pandai damas, menurut kepercayaan masyarakat kuta, gunung ini dulunya tempat pandai (seseorang yang memproduksi barang terbuat dari besi) sedunia. Kono
n cara pengolahannya pun masih sederhana, dengan cara diparut menggunakan tangan.
Bentuk bangunan, jika sobat sabasakola mengungjungi kampung kuta, kita akan melihat indahnya rentetan rumah adat. Uniknya gaya bangunannya masih tergolong kategori klasik, yakni gaya panggung, atapnya terbuat dari ijuk dan dingdingnya memakai bilik. Anehnya tidak satupun rumah adat kampung kuta ini, yang menggunakan unsur semen, hal itu disebabkan adat yang masih dipegangnya masih kuat, “apabila ada penduduk kampung kuta, membangun rumah tidak bergaya panggung dan menggunakan unsur semen, maka penduduk tersebut akan mendapatkan musibah tidak disangka-sangka, (kwalat). Hal itu dapat dibuktikan, dulu pernah ada salah seorang warga yang membangun rumah menggunakan unsur semen, ironisnya warga tersebut meninggal dunia. “nuju basa eta oge kantos salah saurang warga ngadegkeun rorompo, anjeuna teh keukeuh wae ngagunakeun semen, nu akhirnamah warga etateh teras maot”. Ujar Rasman (ketua Rw).
Selain itu, adat lainnya yang masih melekat di kampung kuta, yaitu apabila salah seorang warga/tamu akan jiarah memasuki hutan lindung, ada adab-adab yang harus ditaati, diantaranya, tidak boleh memakai alas kaki, tidak boleh memakai perhiasan, tidak boleh menggunakan pakaian serba hitam, jangan meludah disembarang tempat, dilarang membawa sesuatu dari hutan dan waktu jiarah hanya hari senin dan jumat. Wah sulit juga yah, peraturan dan kepercayaan adatnya sih masih kuat.
Walau pun adat kampung kuta masih melekat pada diri masyarakatnya, kampung kuta juga pernah mendapat penghargaan berupa Kalpataru dari ibu Presiden Megawati Soekarno Putri pada tahun 2002, atas perannya dalam mempertahankan visi pembangunan lingkungan berbasis kebudayaan. Berkat penghargaan ini, akhirnya kampung kuta dikenal di pelosok Nusantara, hal itu dibuktikan pada setiap minggunya kampung ini selalu ramai dikunjungi visitor dari dalam maupun luar kota, tujuan kedatangan visitor ke kampung kuta ini bermacam-macam, seperti visitor yang satu ini nih, rela datang jauh-jauh dari Papua, hanya ingin mengetahui pola hidup masyarakat kuta. Wah hebat yah…
Sobat sabasakola sekarang dah taukan, keunikan kampung kuta. Ayo visit Kampung kuta, pokoknya gak bakalan rugi deh! selain kita tour tapi unsur study tidak ditinggalkan. Dari papua aja datang, masa kita selaku warga priangan kalah, malu atuh!!! He…
Maman Noer Zaman (XI A)
SMK Miftahussalam Ciamis dan
Asep Ahmad Burhanudin (Man 2 Ciamis)
Citizen Journalism Forum (CJF)