senyum manis yang hampir habis terkikis tangis
kutemukan kembali di sela-sela trotoar walau sedikit menipis
siang tadi
lelah memang
mengitari perayaan
membuka jendela maya
membunuh waktu yang berlarian
dengan suara tak bermuka
barisan kata, phrase, metafor dan fiksi
jungkir balik
dipangkas
dipakaikan nada
menjadi cerita
dulu sekali, lengan lentik itu yang menjadikan kau
berdiri atas sadarnya. lalu tenggelam. bertemu pada lajur trotoar dan di atasnya tertuliskan kata. kau pun merdeka
senyum simpul itu kembali mengikis langkah
sayup
hanya kata
ya! dirimu dan sekelompok
pilihan kata
ciamis, Feb ’10