SETIAP Muslim memiliki kewajiban yang sama. Islam tidak membedakan suku bangsa, warna kulit, maupun gender, semuanya sama. Hanya strata ketakwaanlah yang membedakannya, agar menjadi khairu ummah. Di antara ciri khairu ummah adalah tamuruuna bi al-ma’ruf wa nahyu ‘ani al-munkar (menyuruh berbuat kebaikan dan melarang berbuat keburukan) (QS. 2:110).
Untuk mencapai ini berbagai cara dapat dilakukan, tergantung kemampuan masing-masing. Sebagaimana sabda Nabi saw., apabila kamu melihat kemunkaran, maka ubahlah dengan tanganmu; apabila tidak mampu, maka dengan lisanmu; apabila tidak mampu, maka dengan hatimu, itulah selemah-lemahnya iman.
Ramadhan merupakan bulan penuh berkah, bulan latihan dan bulan perjuangan. Pesantren media dapat dijadikan wahana untuk menjadi khairu ummah di bulan penuh berkah ini. Karena media merupakan hal yang sangat efektif untuk amar ma’ruf nahyi munkar. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah da’wah bi al-kitabah.
Pesantren media melatih para santri-nya agar mengetahui seluk-beluk jurnalisme. Para santri dianjarkan bagaimana proses pembuatan berita. Ramadhan merupakan topik minggu ini. Para santri yang berperan sebagai wartawan harus mendapatkan berita yang berhubungan dengan itu. Melalui topik ini, santri dapat menjadi khairu umah, yaitu menyuruh kepada kebaikan dan mencegah berbuat keburukan.
Melalui Pesantren Media, para santri dapat berlomba dalam kebaikan (istabiq al-khairat) agar menjadi khairu ummah, umat pilihan yang amar ma’ruf nahi munkar.