Dari Sunda untuk Dunia

2 min read

Sunda adalah suku asli di Provinsi Jawa Barat, berdasarkan data yang diambil dari Badan Pusat Statistik  sesuai dengan sensus penduduk tahun 2016 suku sunda menempati peringkat ke-2 suku terbesar di Indonesia yang artinya ini jumlah yang tidak sedikit bagi suku sebesar sunda ini. Dilihat dari prestasi dan keunikan suku sunda ini tidaklah asing bagi orang Indonesia, kekayaan budaya, kebiasaan, filosofi, bahkan keanekaragaman makanan yang lezat khas sunda yang membuat semua orang tau akan keunikan dan kehebatan orang sunda. Oleh karena itu merupakan kebanggaan dari  suku sunda. Terlepas dari itu orang sunda adalah salah satu penduduk tertua di Indonesia, namun tak pernah satupun orang sunda yang menjadi presiden republik Indonesia, tidak sedih dan tidak bergembira selaku orang sunda kita mendengarnya namun sudah sepantasnya hal itu menjadikan sebuah motivasi tersendiri bagi setiap orang sunda agar bisa menjadi pelopor bangsa di kemudian hari.

    Tak hanya itu, orang sunda lekat dengan dunia pesantren. Orang sunda sudah tidak asing lagi dengan istilah santri yang menjadi sebuah ciri banyaknya pondok pesantren di provinsi Jawa Barat ini, seakan menjadi ciri khas santri bagi orang sunda ini merupakan hal yang menjadi salah satu kelebihan orang sunda. Di samping kaya dengan keanekaragaman budaya dengan kearifan masyarakat lokalnya. Masyarakat sundapun kental dengan suasana yang agamis dengan penuh ahlak dan tatakrama yang luhur.

    Sudah sepantasnya selaku orang sunda bangga akan segala kekayaan dan kelebihan yang dimilki, bukan saja orang sunda, namun kita selaku warga Negara Indonesia yang menjadi bagian itu semua yang wajib menjaga dan ikut melestarikan budaya bangsa.

Melihat begitu beratnya tantangan zaman dan liku retorika hidup yang semakin menantang di zaman modern seperti ini, maka dari itu “Dari Sunda untuk Dunia” adalah menduniakan sunda, bangga akan sunda sebagai warisan budaya bangsa kita. Berbagai kelebihan dan apresiasi nyata yang sudah ada seharusnya menjadikan motivasi sebagai batu loncatan supaya orang sunda bisa lebih berprestasi lagi, bukan tidak mungkin suatu saat orang sunda yang menjadi president Indonesia bahkan ketua PBB sekalipun.

Kita semua tahu segala sesuatu berawal dari mimpi, berawal dari imajinasi menjadi terealisasi, karena sesungguhnya tidak ada kemustahila melainkan dengan izin tuhan. Maka bukan tidak mungkin seorang mahasiswa mengubah bangsa. Menjadi mahasiswa adalah tujuan namun apalah arti mahasiswa jika hanya menjadi pelajar pengejar gelar atau bahkan hanya karna tidak ada lagi tujuan, sungguh seharusnya ketika kita menjadi seorang mahasiswa harus mempunyai banyak mimpi akan masa depan yang lebih cerah, jangan sampai ketika sampai pada gelar sarjana kita hanya menjadi penonton kehidupan dan buih dilautan, bagaikan sampah yang tercecer di tengah masyarakat. Ini bukan opini namun ini terjadi, bahkan banyak kita lihat orang sekolah tinggi – tinggi namun pada akhirnya kebingungan mau jadi apa dan tidak tau arah tujuan. Seharusnya seorang mahasiwa harus mempunyai visi dan misi ketika terjun di masyarakat karena suatu saat diri ini akan bertanya., apa kontribusi kita untuk masyarakat setelah kuliah? Kita jawab itu semua dengan aksi bukan sekedar basa – basi kita generasi muda siap mengabdi untuk bangsa kami siap merubah Indonesia, kami siap mendunia. Maka dari itu menjadi mahasiswa sebenarnya merupakan sarana sebagai jalan kita untuk menggapai semua cita – cita dan harapan salah satunya menduniakan sunda. Mahasiswa hadir sebagai orang sunda yang mampu menjawab tantantangan zaman kita siap untuk mendunia.

Dengan menjadi mahasiswa kita raihlah ilmu gapailah mimpi untuk jadi manusia yang bermanfaat bagi seluruh alam. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ

Sebaik Baik Manusia Adalah Yang Paling Bermanfaat Bagi Orang Lain”

Jadilah manusia yang bermanfaat bagi orang lain dengan ilmu yang bermanfaat dan ahlak mulia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *