Good Bye The Rain City

5 min read

Good Bye The Rain City…

“Kukuruyuukk..!!!! Kukuruyuukk..!!”

Mentari telah kembali menyambut pagi. Bulan dan bintang tak berjaya lagi. Kini dikalahkan gagahnya sinar matahari. Malam bertabur bintang dan mimpi telah terlewati. Yang ada kini adalah semangat baru dan semangat obsesi diri untuk menjadi individu yang lebih baik lagi. Ayam jantan-pun mendukung dan merasakan tekad ini. Seperti biasa, dia berkokok membangunkan individu-individu yang perduli dan mengembalikan mereka dari dunia mimpi.  

Itu juga yang dirasakan di benak Fauzan Azhima, seorang murid di SMPIT Al-ishlah Bogor ini memulai hari yang cerah dengan satu kata: SEMANGAT!

Di Bogor, dia tinggal bersama Tante dan Omnya sedangkan kedua orang tuanya tinggal di tasikmalaya bersam Kakak dan Adiknya. Di Sekolah Fauzan punya panggilan unik yang di berikan teman-temannya sejak SD, yaitu Azhet. Panggilan itu di berikan karena saat SD di kelasnya terdapat dua nama fauzan, fauzan pertama bernama fauzan abdi kaffah dan yang kedua adalah fauzan azhima, untuk untuk membedakannya maka saat kelas 3 sd fauzan pertama di panggil Akha dan yang kedua di panggil Azhet yang merupakan singkatan dari nama belakang mereka berdua.

Waktu telah menunjukkan jam 6.30, maka Fauzan pun langsung menuju kamar mandi untuk mempersiapkan diri ke sekolah, dan seperti biasanya dia pun terlambat sehingga dia harus menerima omelan singkat dari tantenya,

“Zan cepetan donk dah jam setengah tujuh nih” teriak tantenya

“ia, ia nih dah mau berangkat” jawab fauzan yang di lanjutkan dengan berjalan menghampiri tantenya

“ Tan, berangkat dulu ya, asslamu’alaikum”

“Walaikum salam, ia hati-hati”

Maka fauzan pun langsung berjalan keluar rumah dan memanggil ojek untuk mengantarnya ke sekolah, tidak seperti biasanya kali ini dia tidak menaiki sepedanya tercinta, itu di karenakan dia sudah terlambat, jadi dia pun memilih untuk naik ojek.

Sesampainya di sekolah dia pun merasa lega, sambil mengusap tangan ke arah dadanya dia pun berkata

“Untung aja tadi naik ojek, jadi gua gak terlambat syukur deh”

Setelah itu, dengan segera dia pun masuk ke sekolahnya dan langsung bertemu dengan teman-temannya. salah satu temannya adalah Iman dan ahyar, yang merupakan teman sejak SD, selain teman laki-laki fauzan juga mempunyai teman perempuan, diantaranya adalah Annisa, Hafsari dan Dian. Sambil melihat adik kelasnya yang baru fauzan pun memulai pembicaraan dengan teman-temannya

“yar, kata lu nak barunya yang cewe ada yang cakep gak?” seru fauzan kepada ahyar

“kagak zhet,kecil-kecil semua , gak ada yang tinggi, pada pendek. Tuh lu liat aja, pendek banget”

“Bukannya lu suka yang pendek yar? Kan si anis pendek? Hha”

“ wah, kurang asem lu” jawab ahyar di barengi dengan jitakan di kepala fauzan

“hha, pisss yar eh pak samsul dah manggil tuh, masuk yuk ah”

Mereka mengakhiri obrolan mereka dan langsung menuju aula, di sana mereka akan mendapatkan jadwal sementara, tahun ini mereka anak kelas 8 tidak meng-ospek adek kelas, itu di karenakan di al-ishlah belum ada OSIS di karenakan masih baru 2 angkatan. Rencanannya OSIS akan di bentuk di pertengahan semester satu nanti.

Suasana di aula telah di padati oleh anak-anak kelas 8 dan guru-guru. Pak samsul pun memulai acaranya dengan bAnnisallah dan pembagian kela fauzan yakin akan masuk kelas A yang sewaktu kelas 7 di katakan sebagai kelas unggulan di al-ishlah.

“ oke yang bapak sebut namanya masuk kelas A, Dewaji, Dwi, Zulfikar Bambang…….” Pak samsul mulai membagi kelas

“hah.! Si dewa masuk kelas A? padahal kan tuh anak bandelnya naudzubillah, gelo” batin fauzan dalam hati.

“zhet, kita kok masuk kelas B yak? Padahal kan kita ranking 5 besar? Tanya yuk ke pa ahmad” ajak Hendy yang merupakan juara di kelas 7a. maka dengan segera fauzan dan hendi menuju pa ahmad dan menanyakan hal tersebut

“assalamu’alaikum pak, maaf ak saya mau nanya hal yang di pertimbangkan dalam pembagian kelas apa ya pak? Apa masih sama seperti kelas 7?” tanya fauzan ke pak ahmad, di al-ishlah hubungan antara murid dan guru memang sangat dekat, sudah bukan lagi sekedar antara si pemberi ilmu dan si penerima ilmu tapi guru-guru al-ishlah juga bisa diajak sebagai sahabat, tempat sharing dan juga teman

“owh, udah beda zhet, sekrang kita gak kayak waktu kelas 7, sekarang semuanya diratakan jadi yang pinter gak ngumpul di satu kelas, gitu zan”

“owh gitu pak, yaudah pak, makasih ya assalamu’alakum”

Setelah mendengar penjelasan dari Pa Ahmad mereka pun kembali menuju ke kelasnya, sesampainya di kelas mereka langsung memilih tempat duduk, fauzan duduk di bangku paling depan. Alasannya hanya satu : posisi menentukamn prestasi.! Pikir fauzan…

Hari berganti hari, Fauzan pun menjadi semakin dewasa. Kini dia sadar bahwa dia tak pantas lagi bertingkah seperti anak kecil, dia harus bisa menjadi pemimpin! Pemimpin bagi adik-adik kelasnya!

Sekarang sudah tepat 2 bulan fauzan menjadi seorang kakak di sekolahnya, dan sebagaimana janji guru-gurunya bahwa apabila nanti sudah mempunyai adik kelas maka sekolah mereka akan membuat OSIS, saat itu fauzan bertekad, “gue harus bisa jadi ketua OSIS!” dan siang itu semua murid SMPIT al-ishlah memenuhi aula dan mereka bersiap untuk memilih sang ketua OSIS pertama SMPIT Al-ishlah, terdapat tiga calon yang pertama ada Annisa, dia adalah cewe  yang pendiam tapi kalau sudaha membaca puisi, subhanallah! Membuat banyak hati bergetar! Yang kedua adalah Fauzan dan yang ktiga adalah Ahyar, yang merupakan Playboynya al-ishlah. Setelah berorasi di depan aula maka pemilihan pun di mulai dan hasilnya adalah..

Satu persatu kertas suara di buka dan saat pertama Fauzan menang tapi lama-kelamaan kertas bertuliskan Nama Fauzan mulai jarang terlihat dan di dominasi oleh kertas bertuliskan ANNISA. Akhirnya setelah di hitung Annisa lah yang menjadi ketu OSIS dengan Wakilnya Istiqomah. Melihat temannya gagal Annisa pun bertanya kepada fauzan

“Zan, Ak minta maaf ya udah ngalahin km.” ucap Annisa seperti orang yang menyesal

“lah? Kok minta maaf? Sanatai aja lagi Nis.. hha” jawab Fauzan dengan penuh canda

“waahhh.. serius? Yaudah km ak tempatin di bagian Rohis ya.. jadi ketua rohis gimana?”

“ terserah lo aja bu ketua OSIS… hahahahaha”

“ii apaan si..hihihi” mereka pun larut dalam perbincangan mereka. Fauzan dan annisa memang sudah berteman sejak SD, maka tak heran kalau mereka sangat akrab..

Menjadi seorang ketua Rohis, bukanlah hal yang mudah karena kita harus senantiasa berprilaku baik, itulah yang di lakukan fauzan selama masa jabatannya, walaupun banyak orang yang Pesimis dengan OSIS al-ishlah namuin Fauzan yakin bahwa dia akan membuat OSIS dan sekolah ini menjadi sekolah terbaik di Cibinong! Itulah tekadnya.

Fauzan terus melakukan program-program untuk seklahnya, mulai dari pensi hingga buka bersama, ya itulah Fauzan. Suatu har muncul sebuah ide di kepalanya, yaitu dia ingin membuat sebuah bulletin sekolah!

“ehm,, setau gue di cibinong belom ada bulletin sekolah. Nah gue bikin aja!”

Segera fauzan lari mendatangi ruang guru dan menyampaikan idenya kepada pak Adrial yang merupakan kepala sekolah waktu itu

“Pak, saya boleh gak bikin Buletin sekolah?”

“tentu boleh zan, sok tuh di pake computer di ruang bapak! Pokoknya selama rencananya baik, kami akan memfasilitasi kalian” wahhh pak adrial mengizinkan! Dalam hati fauzan senang sekali! Maka dengan cepat dia duduk di depan layar, jari dan keyboardnya beradu pasnag earphone sambil dengar lagu fauzan pun mulai menulis!

Buletin pertama pun terbit, isi bulletin tersebut mengambil dari blog milik kakaknya fauzan dan tulisan fauzan,  saat itu fauzan sudah punya status baru, dia sudah jadian dengan Sang Ketua OSIS! Dan yang Fauzan tulis adalah sebuah artikel yang judulnya, Pacaran Boleh Asal…

Buletin pertama mendapat respon yang baik dari guru-guru baik guru sd maupun SMP, mereka mendukung semua itu bahkan rencananya SD akan memfasilitasi semuanya mulai dari mesin Fotokopi hingga Internet, wah senangnya fauzan, idenya dapat di terima semua orang.  

Untuk pertama kalinya, Al-ishlah berani memperkenalkan bulletin mereka ke SMP satu cibinong, sebuah sekolah yang sangat elite di cibinong, saat memasuki gerbang seklah tersebut Fauzan bertekad akan membuat al-i
shlah menjadi jauh lebih baik dari pada SMPN satu! Fauzan pergi bersama Pak dian, saat memasuki ke dalam seklah tersebut fauzan melihat murid-murid SMPN satu yang tak berjilbab, dalam hati Fauzan berkata

“betapa indah skenario-Mu, ak di sekolahkan di tempat orang-orang yang senantiasa menutup aurat, terimakasih ya allah”

Tak lama kemudian datanglah sosok orang tua yang berkumis yang merupakan Kepala Humas di SMPN 1. Setelah berbincang-bincang dengan sang kepala Humas, beliau setuju untuk membicarakan hal ini kepada Ketua OSIS SMPN 1 dan Ketua ROHIS SMPN satu untuk masalah bulletin Al-ishlah ini.

Pagi itu, langit tak begitu cerah, Mataharii yang seharusnya sudah gagah menerangi bumi terhalang sinarnya oleh awan mendung, “wahh kayaknya bakalan hujan nih” pikir fauzan, dan benar saja saat samapi di sekoloah, hujan besar mengguyur Cibinong dengan di sertai petir yang tak terlalu besar, tapi itu semua tak menyulut semangat anak-anak al-ishlah untuk belajar!

Al-ishlah saat itu sepi, banyak guru yang tak masuk. Akhirnya terpaksa murid di pulangkan setelah shalat dhuhur, dan sesampainya di rumah fauzan langsung merebahkan badannya ke tempat tidur, dan seperti biasa sambil tiduran, dia SMS-an dengan Annisa. Sebenranya ada satu hal yang dia rahasiakan dari annisa, yaitu tentang rencana kepergiannya ke Tasikmalaya, dia punya rencana pindah ke tasik dan tinggal bersama kedua orang tuanya. Namun fauzan sadaar kalau annisa mendapat info ini dari orang lain pasti akan lebih sakit, maka fauzan memutuskan untuk memberitahukan Annisa esok hari di sekolah..

Sabtu pagi yang cerah, tapi bertolak belakang dengan hati fauzan yang sedang bingung, dia takut Annisa membencinya kareana merahasiakan ini darinya.

“Gue harus bisa ngasih tau dia! Bismillah!” maka dengan mantap dia melanagkah dan menggoes sepedanya,

Sesampainya di sekolah dia langsung menuju kelas bahasa inggris untuk bertemu Annisa.

“Nis, sebernya Azhet mau pindah ke Tasik” ujar Fauzan dengan gugup

“Hah?! Koq baru bilang sekarang? Kalo Azhet mau pindah ke tasik, kenapa waktu itu azhet nerima Annisa?” jawab Annisa sambil menahan tangis

“Maafin azhet nis, rencana ini mendadak!”

“hiks, ia deh gak apa-apa so,  azhet maunya gimana? Kita lanjutin apa putus aja?”

“Bismilah, Ak mau kita lanjut!”

Deg.! Hati Annisa pun bergetar, dia berpikir bahwa fauzan adalah orang yang tepat untuk dia.

Ini dia! Hari yang di tunggu fauzan, dia akan pindah meniggalkan teman-temannya yang sudah 5 tahun bersamanya, walau sedih fauzan tetap berusaha kuat, “ini pilihan gue, gue gak boleh nangis!” batin fauzan dan dengan mantap fauzan menaiki bis budiman jurusan Depok-tasik. Bismillah dan fauzan pun meninggalkan Kota hujan…

Fauzan/Amq

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *