My Life….

2 min read

“Kukuruyuukk..!!!! Kukuruyuukk..!!”

Mentari telah kembali menyambut pagi. Bulan dan bintang tak berjaya lagi. Kini dikalahkan gagahnya sinar matahari. Malam bertabur bintang dan mimpi telah terlewati. Yang ada kini adalah semangat baru dan semangat obsesi diri untuk menjadi individu yang lebih baik lagi. Ayam jantan-pun mendukung dan merasakan tekad ini. Seperti biasa, dia berkokok membangunkan individu-individu yang perduli dan mengembalikan mereka dari dunia mimpi.

Itu juga yang dirasakan di benak Fauzan Azhima, seorang murid di SMPIT Al-ishlah Bogor ini memulai hari yang cerah dengan satu kata: SEMANGAT!*

Di Bogor, dia tinggal bersama Tante dan Omnya sedangkan kedua orang tuanya tinggal di tasikmalaya bersam Kakak dan Adiknya. Di Sekolah Fauzan punya panggilan unik yang di berikan teman-temannya sejak SD, yaitu Azhet. Panggilan itu di berikan karena saat SD di kelasnya terdapat dua nama fauzan, fauzan pertama bernama fauzan abdi kaffah dan yang kedua adalah fauzan azhima, untuk untuk membedakannya maka saat kelas 3 sd fauzan pertama di panggil Akha dan yang kedua di panggil Azhet yang merupakan singkatan dari nama belakang mereka berdua.

Waktu telah menunjukkan jam 6.30, maka Fauzan pun langsung menuju kamar mandi untuk mempersiapkan diri ke sekolah, dan seperti biasanya dia pun terlambat sehingga dia harus menerima omelan singkat dari tantenya,

“jan cepetan donk dah jam setengah tujuh nih” teriak tantenya

“ia, ia nih dah mau berangkat” jawab fauzan yang di lanjutkan dengan berjalan menghampiri tantenya

“ Tan, berangkat dulu ya, asslamu’alaikum”

“Walaikum salam, ia hati-hati”

Maka fauzan pun langsung berjalan keluar rumah dan memanggil ojek untuk mengantarnya ke sekolah, tidak seperti biasanya kali ini dia tidak menaiki sepedanya tercinta, itu di karenakan dia sudah terlambat, jadi dia pun memilih untuk naik ojek.

Sesampainya di sekolah dia pun merasa lega, sambil mengusap tangan ke arah dadanya dia pun berkata

“Untung aja tadi naik ojek, jadi gua gak terlambat syukur deh”

Setelah itu, dengan segera dia pun masuk ke sekolahnya dan langsung bertemu dengan teman-temannya. salah satu temannya adalah Iman dan ahyar, yang merupakan teman sejak SD, selain teman laki-laki fauzan juga mempunyai teman perempuan, diantaranya adalah Annisa, Hafsari dan Dian. Sambil melihat adik kelasnya yang baru fauzan pun memulai pembicaraan dengan teman-temannya

“yar, kata lu nak barunya yang cewe ada yang cakep gak?” seru fauzan kepada ahyar

“kagak zhet,kecil-kecil semua , gak ada yang tinggi, pada pendek. Tuh lu liat aja, pendek banget”

“Bukannya lu suka yang pendek yar? Kan si anis pendek? Hha”

“ wah, kurang asem lu” jawab ahyar di barengi dengan jitakan di kepala fauzan

“hha, pisss yar eh pak samsul dah manggil tuh, masuk yuk ah”

Mereka mengakhiri obrolan mereka dan langsung menuju aula, di sana mereka akan mendapatkan jadwal sementara, tahun ini mereka anak kelas 8 tidak meng-ospek adek kelas, itu di karenakan di al-ishlah belum ada OSIS di karenakan masih baru 2 angkatan. Rencanannya OSIS akan di bentuk di pertengahan semester satu nanti.

Suasana di aula telah di padati oleh anak-anak kelas 8 dan guru-guru. Pak samsul pun memulai acaranya dengan bismillah dan pembagian kela fauzan yakin akan masuk kelas A yang sewaktu kelas 7 di katakan sebagai kelas unggulan di al-ishlah.

“ oke yang bapak sebut namanya masuk kelas A, Dewaji, Dwi, Zulfikar Bambang…….” Pak samsul mulai membagi kelas

“hah.! Si dewa masuk kelas A? padahal kan tuh anak bandelnya naudzubillah, gelo” batin fauzan dalam hati.

“zhet, kita kok masuk kelas B yak? Padahal kan kita ranking 5 besar? Tanya yuk ke pa ahmad” ajak Hendy yang merupakan juara di kelas 7a. maka dengan segera fauzan dan hendi menuju pa ahmad dan menanyakan hal tersebut

“assalamu’alaikum pak, maaf ak saya mau nanya hal yang di pertimbangkan dalam pembagian kelas apa ya pak? Apa masih sama seperti kelas 7?” tanya fauzan ke pak ahmad, di al-ishlah hubungan antara murid dan guru memang sangat dekat, sudah bukan lagi sekedar antara si pemberi ilmu dan si penerima ilmu tapi guru-guru al-ishlah juga bisa diajak sebagai sahabat, tempat sharing dan juga teman

“owh, udah beda zhet, sekrang kita gak kayak waktu kelas 7, sekarang semuanya diratakan jadi yang pinter gak ngumpul di satu kelas, gitu zan”

“owh gitu pak, yaudah pak, makasih ya assalamu’alakum”

Setelah mendengar penjelasan dari Pa Ahmad mereka pun kembali menuju ke kelasnya, sesampainya di kelas mereka langsung memilih tempat duduk, fauzan duduk di bangku paling depan

bersambung

Fauzan/Amq

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *