Jogjarockarta 2022: Beragam Suara Keras dari Tebing Batu Breksi

5 min read

JogjaROCKarta Festival (JRF) dilaksanakan pada 24-25 September 2022 di Tebing Breksi, Sleman, Yogyakarta. Setelah 2 tahun vakum karena pandemi COVID-19, Rajawali Indonesia selaku promotor JogjaRocKarta Festival kembali menyelenggarakan acara tersebut dengan tema “History Continues”.  Lebih dari 40 Band Rock 100% Indonesia dengan berbagai genre tampil di acara ini. Menampilkan beragam suara keras di antara tebing-tebing batu Breksi.

Hari pertama, mulai sekitar jam setengah dua siang, Sabtu (24/9/2022),  Begitu  masuk arena wisata tebing Breksi, pas depan pertigaan ada panggung Arena Rock, siang itu sedang diisi oleh Deadly Weapon, band grindcore asal Yogyakarta. Suara kerasnya terdengar jelas sampai tempat parkir. 

Menuju main stage (panggung utama) ada beberapa tenda tempat media informasi, kemudian penukaran tiket, dan seterusnya sebuah panggung yang diberi nama Panggung Petir.  Sebelum masuk ke Main Stage akan ketemu lagi area parkir kemudian Gerbang masuk sekaligus tempat cek tiket, cuci tangan, dan periksa barang bawaan.

Hari pertama yang tampil adalah Easy Peacy sebagai pembuka penampilan di Main Stage. Band asal Ponorogo ini merupakan salah satu pemenang ajang Showcase IndiHome I-Konser Rockfivetival Goes To JogjaROAKarta 2022. Formasi Amir (vokal), Moris (drum), Mondi (gitar), Anggi (gitar), Satria (bass), dan Rere (keyboard), membuka JogjaROCKarta dengan memainkan empat lagu.

Kemudian tampil The Hydrant, group musik rockabilly asal Bali. Mereka tampil  memainkan banyak lagu andalannya selama kurang lebih 40 menit. Marshello, vokalis The Hydrant penampilannya nyentrik dan energik. Misalnya  turun ke tribun penonton untuk berjoget ria bersama para penonton, asyik berdansa dengan siapapun di sekitarnya. Di akhir penampilannya, mereka  memainkan lagu  berjudul ‘Bali Bandidos’, Sebuah lagu andalan band ini untuk mengajak penonton terus berdansa. Marshello melepas kaos putihnya dan menutup separuh wajahnya seperti seorang bandit. Sebuah aksi panggung yang memukau di siang yang menyengat penuh keringat.

Setelah The Hydrant, panggung Main Stage diisi oleh Srigala Malam, Band hardcore asal Yogyakarta yang baru merilis album ketiga berjudul Bloodlines. Siang itu mereka bawakan dan suarakan dengan keras di Tebing batu-batu Breksi. Ketika membawakan salah satu lagu berjudul ‘No Problem’ mereka mengajak kolaboratornya main bareng di panggung. Aksi panggung nya menambah panas suasana.

Kemudian Makara Band main. Ketika mereka main ada suasana musik rock yang berbeda. Band yang berumur 42 tahun ini barangkali tidak banyak dikenal oleh kebanyakan para penonton yang muda-muda. Termasuk saya.Tapi kehadiran Adi Adrian dari Kla Project di group musik Makara ini membawa penasaran. Usut punya usut, rupanya Adi Adrian sebelum di Kla Project adalah pemain juga di Makara. Salut juga dengan penampilan mereka yang membawakan musik bernuansa drama dan teater. 

Setelah Makara Band, suasana sore dihangatkan oleh Superman Is Dead (SID), legenda band Punk rock asal Bali. Diawali dengan aksi Jerinx masuk panggung dengan sepeda, kemudian masuk Eka, seterusnya masuk Bobby sambil memainkan gitar.  

SID sore itu   menggandeng dua penyanyi saat manggung yakni Danto dan Istri sang drummer Jerinx, Nora Alexandra. Dua penyanyi tersebut berkolaborasi dalam lagu “Jadilah Legenda dan Sunset di Tanah Anarki”.  Selain kedua lagu itu para penonton ikut menyanyi ketika SID membawakan beberapa lagu hitsnya seperti “Punk Hari Ini”, “Bukan Pahlawan”, dan “Tentang Tiga.” Suasana sore penuh bahagia di Jogjarockarta 2022.

Kelompok rock yang berdiri sejak 1984 di Surabaya, Grassrock muncul sebagai penampil setelah waktu maghrib. Aura rock yang kental sukses ditampilkan Grassrock dengan formasi Rere Reza (drum), Edi Kemput (gitar), Hans Sinjal (vokal), Denny Irenk (keyboard) dan Zondy Kaunang (bass). Formasi inilah yang pada tahun 2019 merilis album kompilasi yaitu “Grassrock The Greatest Hits” dan single barunya ‘Grassrock is back’ dan ‘Kerinduan’.

Bertepatan dengan Grassrock,  di  panggung Petir  sedang diisi oleh John and The Jail Story, Band Rockabilly asal Bali yang rilis single baru dengan DoggyHouse Records. Salah satu lagu yang mereka bawakan adalah ‘Jogja (Midnight in Sarkem), musiknya agresif, penuh gairah, dan semangat budaya Country Rockabilly sangat kental. Aksi pangungnya  juga asyik dan direspon oleh penonton dengan antusias.

Di Main Stage setelah Grassrock tampil Burgerkill, metalcore asal Bandung. Dengan formasi BK tanpa Eben (alm) serta Vocal diisi oleh Ronald mereka bawakan Darah Hitam Kebencian, Roar of Chaos, dan diakhiri dengan cover lagu Air Mata Api Iwan Fals yang direspon oleh para begundal dengan moshpit dan dansa liar. Musik keras dan kencang memecah awal malam tebing batu Breksi.

Giliran penampilan selanjutnya adalah Sangkakala Band, sebuah grup yang bangga dengan julukan Band Kabupaten. Menarik perhatian penonton karena ceplas-ceplos dan mengklaim sebagai band rock akhir zaman. Selain dari segi musikalitas, penonton merasa terhibur dengan kegilaan mereka di atas pangggung. Ketika Ruddy ‘Aceh’ pemain bass turun ke tribun penonton, Hendra ‘Blankon,’ vokalis group Sangkakala nyeletuk ‘kalau gitarnya ada hotspot, dia bisa dilepas tuh, main sampai depan pintu masuk.’ Aksi lain yang khas dari band ini adalah atraksi kembang api yang keluar dari ujung gitar.

Setelah bersenang-senang dengan Sangkakala, giliran Ahmad Band. Band rock yang merilis satu album ini yaitu ‘Ideologi Sikap Otak’ tahun 1998  tampil dengan formasi segar, selain ada Ahamd Dhani di vokal dan Andra Ramadhan di gitar, juga ada Thomas Ramadhan di bass, Stephan Santoso di gitar, serta Ikmal Tobing di dram, serta dibantu juga dua backing vokal. Malam itu mereka bawakan beberapa lagu hits seperti ‘Distorsi,’ lagu ‘Aku Cinta Kau dan Dia’ serta ‘Bidadari di Kesunyian’ yang membawa penonton untuk menyanyi bersama.

Penampilan terakhir hari pertama adalah band death metal asal Jakarta, DeadSquad. Mereka tampil dengan vokalis baru, Vicky Mono, eks vokalis Burgerkill. Vicky gabung  ke DeadSquad setelah band ini merilis album baru bertajuk ‘Catharsis.’ Dengan formasi Stevi Item (gitar), Karis (gitar), Roy Ibrahim (drum), dan Shadu Rasjidi (bass) mereka tampil ganas di panggung. Membawakan singel  terbaru DeadSquad Vicky mengajak para paasukan mati untuk moshpit dengan lingkaran besar. Penonton pun menggila. Malam dengan suara kencang dan keras menutup hari pertama perhelatan festival musik rock di Yogyakarta.

Line Up hari pertama di Stage  Arena Rock adalah  Deadly Weapon, Donald Duck Rockabilly, Underlock, End Of Julia, Gamma Blaster, Untitled Joy, Rotorrhead, Sisi Selatan, dan Long Fungos.  Sedangkan di  Panggung Petir tampil Buktu, Eastern Gangster, No Skill, The Diegos, John & The Jail Story, Kremun, Narcholocos, dan Rockin Spade Rockabilly Club. 

Hari kedua JogjaROCKarta 2022, Minggu, 25 September 2022 tidak kalah dan bahkan lebih ramai dari sehari sebelumnya. Meski panas terik menyengat semenjak siang hari, namun penonton tetap bersemangat untuk menyaksikan line up yang tampil di lokasi Tebing Breksi, Yogyakarta tersebut.

3 panggung yang dihadirkan oleh Rajawali Indonesia selaku penyeleggara menampilkan sejumlah band dengan karya dan gaya yang memikat para penonton. Panggung utama (Main Stage) hari itu menampilkan sejumlah line up diantaranya Godbless, Jamrud, Seringai, Edane, Voice Of Baceprot (VOB), Hiatus Mantra, Death Vomit, Prison of Blues dan The Melting Minds. 

Sementara di panggung Arena Rock menampilkan SMSTR 10, The Trengginas, The Kudanil, Roket, The Kick dan Metallic Ass. Sementara di panggung Petir menghadirkan Saint Jimmy, Circle Fox, The Ring, Temaram, Cangkang Serigala dan Sakarin.

Di main stage hari kedua, Hiatus Mantra menjadi pembuka tabir sakral panggung rock JogjaROCKarta 2022. Mengusung roman psychedelic dengan hunjaman doom, tepatnya psychedelic stoner doom, band asal Malang ini terhitung menguasai panggung dengan menggeber empat lagu. Sebagai lulusan IndiHome I-Konser Rockfivetival Goes To JogjaROCKarta, band dengan formasi Erfan (vokal & gitar), Tewal (drum), dan Eno (bass) patut diperhitungkan pergerakannya.

Pemanas berikutnya adalah Prison of Blues, unit psychobilly dari Temanggung yang memiliki jam terbang main di festival di Northampton (Inggris), Barcelona (Spanyol) dan beberapa venue di Republik Ceko, Jerman, Belanda, Hungaria, Serbia dan Rumania. Di JogjaROCKarta Bowo (vokal), Aldino (Contra bass, Antok (drum) dan Dharu (gitar) melahap delapan lagu dengan penutup “Mimpi Buruk”. Secara khusus Prison of Blues juga mengajak Bayu Randu mendukung penampilan mereka kali ini.

The Melting Minds yang tampil di panggung utama menarik perhatian sejumlah penonton untuk merapat ke bibir panggung. Band asal Wonosari tersebut tampil dengan 2 set drum yang dibalut dengan suasanan teatrikal. Sebagai catatan, album mereka, ‘Alternate Universe’ berhasil masuk nominasi AMI Awards 2022 untuk kategori ‘Album Rock Terbaik’. 

Usai The Melting Minds, Trio rockers hijabers asal Garut, Voice Of Baceprot (VOB), tampil menghajar panggung utama. Band yang terdiri dari Marsya Kurnia (vokal/gitar), Widi Rahmawati (bass) dan Euis Siti Aisyah (drums) membuat panas suasana yang memang panas terik tersebut. Selain membawakan karya mereka seperti “(Not) Public Property”, mereka juga mengcover “Chop Suey” dari System Of A Down dan “Killing In The Name” dari Rage Againts The Machine. VOB menutup penampilan mereka di JogjaROCKarta 2022 dengan single mereka, “God, Allow Me (Please) To Play Music”.

Jeda sejenak dari keriuhan, sebelum penampilan berbahaya lainnya, JogjaROCKarta menampilkan aksi solo drum drummer cilik Hasan Alimi.

Selanjutnya, giliran legenda grindcore asal Yogyakarta, Death Vomit yang tampil memanaskan panggung. Band yang terdiri dari Sofyan Hadi (gitar/vokal), Oki Haribowo (bass) dan Roy Agus (drum) membawakan karya-karya mereka terutama dari album teranyar ‘Dominion Over Creation’. 

Usai break azan Maghrib, rock asal Jakarta, Edane mendapat giliran tampil. Nomor-nomor yang rock yang akrab di telinga pecinta musik rock tanah air dibawaka oleh Edane seperti “Rock in 82”, “Time To Rock” dan “Living Dead”. Suasana semakin panas ketika Edane membawakan lagu hits mereka “Kau Pikir Kaulah Segalanya”.

Seringai sepertinya menjadi salah satu line up yang paling ditunggu malam itu. Hal tersebut terlihat dari sejumlah penonton yang mengenakan kaos Seringai terutama para Serigala Militin (sebutan fans Seringai). Seringai yang baru tampil di festival musik ‘Pestapora’ sehari sebelumnya langsung menggebrak panggung dengan “Mengadili Persepsi” yang berlanjut dengan “Ampilifier”, Adrenalin Merusuh”, “Dilarang Di Bandung” dan ditutup dengan “Selamanya”. Meski sang vokalis Arian mengaku kurang fit dengan kondisi kesehatannya namun Seringai tetap tampil total beringas malam itu.

Band legendaris Godbless yang menjadi lineup dadakan pada ‘JogjaROCKarta 2022’ ini, ternyata ditunggu-tunggu oleh para penonton. Godbless tampil dengan formasi lengkap minus sang  bassist, Donny Fattah membawakan lagu-lagu “bla… bla…. bla…”, “Kehidupan”, “Musisi”, “Rumah Kita”,  “Panggung Sandiwara”, “Bis Kota”, “Semut Hitam” dan “Trauma”. Semua lagunya direspon penonton dengan menyanyi bersama.

Jamrud menjadi penampil terakhir sekaligus penutup JogjaROCKarta 2022. Ada momen istimewa ketika Jamrud menyanyikan lagu “Selamat Ulang Tahun” yang ditujukan untuk Rajawali Indonesia. Selain “Selamat Ulang Tahun”, Jamrud juga membawakan “Surti Tejo”, “NIngrat”, Dokter Suster”, “Kau dan Ibumu” dan juga “Putri”.

Selain menghadirkan festival musik, Jogjarockarta Festival 2022 juga menghadirkan sejumlah pengalaman lain. Sebut saja Pasar Kangen hingga camp area. Di Pasar Kangen ada stand makanan dari menu jadul sampai kekinian. Sambil menikmati beragam musik keras juga bisa sambil makan dan minum enak.

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *