Ketika Islam Jadi Taruhannya

2 min read

Namaku Marcela Catelya Yohanes Yoseph. Putri tunggal dari pengusaha terkenal di Perancis, Andrea Yohanes Yoseph dan Anita Nurul Kamal. Aku merupakan hasil ekspedisi dari perpaduan antara Belanda-Indonesia.sejak umurku 5 tahun, aku di besarkan di Perancis, padahal kata mami aku di lahirkan di Indonesia.
jiwaku adalah jiwa petualang, dan liburan kali ini aku ingin berlibur ke Indonesia yang terkenal dengan pulau dewata yang eksotiknya.”mom,please,,, sela pingin banget ke bali, sela kan udah gede…”pintaku memelas. “tapi huny, kamu janji ga boleh macem-macem.. awas kalo bikin ulah di sana, sampe bandara langsung minta di anter ke vila kita yang di puncak ya?” Asyik…. akhirnya mami berpihak padaku, hihihihihi.

—–
Akhirnya perjalanan Perancis-Jakarta yang melelahkan itu usai juga. Kini saatnya aku, Marsela Yoseph menikmati keindahan Indonesia. Kali ini aku seperti burung yang lepas dari sangkarnya, pergi mengikuti kemuan hati, dari Jakarta, Bandung, Jogja, Bali hingga Lombok ku temui satu persatu. Tapi mengapa aku kerap bertemu wanita berpakaian ala orang arab, yang kata pendeta Alvonso, orang Islam itu kejam dan tidak bersahabat, ga gerah ya, siang bolong pake jubah segala?
Semakin lama di Indonesia ku kerap menemui keanehan-keanehan. Sudah dua tahun aku berada di sini dan kini aku mulai Fasih berbahasa indonesia. Pagi ini seperti biasa aku menemui pendeta Alvonso di Gereja Katedral. Beliau menceritakan padaku tentang kekejaman para bangsa arab yang menganiaya anak-anak Israel, ih.. cerita itu membuatku semakin benci Islam.
—-
anehnya,setiap aku mendengar orang baca al-quran aku selalu pingsan. Apa sih jenis penyakit yang melandaku ini?. Hari ini mami memutuskan untuk pergi ke Indonesia. Katanya sih kangen ma aku, padahal aku tau mami juga pingin liburan kan????? Hayo ngaku aja.
“are you okay huny?” kata mami menyambutku. “i’m very good mom, tapi, kenapa ya aku pingsan terus kalo denger orang Islam baca kitabnya?”. Huh…. mami hanya membalas dengan senyuman.
Kecurigaanku semakin besar, kenapa mami menyimpan Al-quran yang jelas-jelas itu bukan kitab agama kami, kenapa nama mami kayak nama orang islam, kenapa aku pingsan terus saat aku dengar lantunan ayat-ayat Al-quran, kenapa wajahku ga ada mirip-miripnya dengan wajah dady? Mengapa?????????? Beribu pertanyaan ada di benakku.
—–
Siang itu, aku ingin jalan-jalan ke kawasan Tanah Abang, untuk sekedar ‘cuci mata’. Ah,, aku lupa, kunci mobil kan ada di kamar mami. Segera aja aku masuk ke kamarnya yang ga dikunci itu. Kubuka laci meja dan, ini dia.. kunci mercy kesayanganku. Tapi apa nie? Mami ternyata punya diary juga.
**Jakarta’1995
Hari ini hari terburuk dalam kehidupanku. Dimana aku dan mas Herman harus berpisah. Semua ini ulah Andrea yang membuat suamiku depresi dan akhirnya bunuh diri. Kini tinggal aku dan anaku, Marsela Nurrahaman. Aku akan membalas dendam suamiku pada Andrea, ya Allah, maafkan aku yang terpaksa meninggalkan Islam**
deg……. hatiku terasa sakit, begitu selesai membaca diary mami. Teringatku di saat mami membacakan Surat Maryam saat aku kecil, dan ayahku yang bunuh diri di kamar mandi. Ja..jadi aku ini dulu seorang muslim?? Tiba-tiba kepalaku berat dan…
Saat ku tersadar, aku telah terbaring di ruang VIP RSCM.” sory humy,,,,, mami ngaku mami hilaf, mami tega masuk Kristen dan menikahi dady hanya karena ingin membalas dendam almarhum papamu..” isak tangis mami membuatku tak tega untuk marah padanya. “mami…… sela nyesel benci Islam, sela pengen masuk Islam, sekarang panggil sela dengan nama Fatimah Nur Islam”… dady mendengar pembicaraan kami dan minta maaf pada mami. Kini kami menjadi mualaf. Mami ngangis, aku nangis, dady nangis, suster yang jaga juga nangis, hayo,,, kamu juga nangiskan?
—–
Ketika Islam di pertaruhkan
Islam agama yang penuh kasih sayang
Lima kali sehari mencium sajadah
Sangat filosofi dengan tanda rendah diri
Sungguh islam agama yang bersih
Islam adalah agamaku.

Wilda Asmara
X.1 SMAN CIAWI
Koper Juara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *