KulSub, Breakfast Rohani

1 min read

RAMADHAN mestinya diisi dengan kegiatan yang bermanfaat bagi seorang Mukmin. karena bulan ini mengandung berbagai keutamaan. Dari mulai bangun sampai tidur lagi, dan dari tidur sampai bangun lagi, ibadah harus menjadi prioritas. Seperti layaknya makan dan minum yang menjadi kebutuhan primer sehari-hari. Mulai dari sarapan pagi, makan siang, dan sebagainya.

Ada perbedaan pola makan sebelum dan ketika Ramadhan. Ini bukan menjadi suatu permasalahan yang sangat penting, karena tubuh dapat menyesuaikan diri untuk itu. Akan tetapi, ada perbedaan suasana sebelum dan ketika Ramadhan, ada “ngeh” yang berbeda yang dirasakan oleh orang yang berpuasa, suatu rasa suka cita yang sulit untuk dikatakan. Karena iman dan kehidupan memiliki hubungan.

Seperti halnya jasmani, rohani pun membutuhkan sarapan. Kuliah subuh (kulsub) merupakan breakfast yang sangat bermanfaat untuk mengisi Ramadhan ini. Untuk menambah amal kebaikan, ilmu pengetahuan untuk kemaslahatan di masa yang akan datang.

Al-Iman wa Al-Hayah merupakan kitab yang dikaji dalam kulsub selama Ramadhan di Pondok Pesantren Darussalam, Ciamis. Kulsub ini diikuti oleh para santri dan warga sekitar. Tanggal tiga Ramadhan merupakan hari pertama pembahasan kitab ini. Qadhiyah al-Iman merupakan materi pertama yang dibahas. Hadir Murabbi yang juga merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Darussalam Ciamis, KH. Irfan Hielmi.

Karena bulan ini merupakan bulan latihan, tentu banyak kendala yang harus dihilangkan, mulai dari ngantuk, teu purun, dan sebagainya. Hal ini dungkapkan oleh santri peserta kulsub. Ngantuk menjadi salah satu masalah ketika kulsub, karena bangun terlalu pagi. “Suka masih ngantuk, bangunnya terlalu pagi, masih ngantuk, tetap kulsub”, ungkapnya.

Perasaan berbeda diungkapkan Fajriyah dan Zainur. Fajriyah mengatakan senang, walaupun harus jauh dari orang tua, dan kegiatannya terkontrol. Begitupun Zainur, ia merasa senang karena banyak teman dan tidak pernah kesiangan.

Walaupun banyak permasalahan yang mengganggu, tentunya Kulsub tetap harus diikuti dengan senang hati dan penuh semangat. Agar ada keseimbangan antara jasmani dan rohani. Bukan hanya jasmani yang sarapan, tetapi rohani pun harus sarapan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *