Mendoakan KH. Irfan Hielmy Bersama Faang

1 min read

GENAP satu bulan KH. Irfan Hielmy menghadap ke pangkuan-Nya. Pimpinan, Dewan guru dan Santri Darussalam berkumpul di Gedung Nadwatul Ummah, Pesantren Darussalam untuk mengenang dan mendo’akan Bapak Pengasuh -sapaan hangat santri Darus kepada KH Irfan Hielmy–, Jum’at, 18 Juni kemarin.

Acara ini dimulai setelah shalat ashar, kemudian dilanjutkan dengan membaca Al-Qur’an. Tiap santri mendapat jatah untuk membaca satu juz dari al-Qur’an. Setelah selesai dilanjutkan dengan membaca do’a ismul a’dzam.

Kegiatan dilanjutkan dengan tausiah yang disampaikan oleh Pengasuh Pesantren Darussalam, KH. Dr. Fadlil Munawwar Manshur, MS. Ada beberapa hal yang disampaikan. Ucapan terima kasih, istiqamah, kompak, komunikasi dan kerjasama serta tanggung jawab.

Selanjutnya dibacakan dua hadits yang di dalamnya menjelaskan tentang Islam. Islam itu di akhir zaman akan menjadi hiasan, maka nanti orang akan mengamalkan Islam kulitnya saja. Islam muncul pertama kali asing dan akan kembali dalam keadaan asing. Berbahagialah orang-orang yang asing. Kemudian dikaitkan dengan konteks ummat Islam pada saat ini.

Suasana yang tadinya tenang menjadi berisik, karena dari pintu belakang ada vokalis Wali, Faang. Santri puteri histeris. Semua mata tertuju kepada vokalis ini. Kemudian Faang didaulat untuk berpidato di depan hadirin.

Menarik sekali apa yang Faang sampaikan, mukadimahnya menggunakan bahasa Arab layaknya santri Darus dalam muhadlarah yang sering dilaksanakan setiap malam sabtu. Ternyata pengalaman dulu waktu di Darus masih tersimpan. Dalam mukadimahnya tersebut, ia menyampaikan sebuah ayat yang artinya : Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu adalah orang yang paling bertaqwa. Dalam pidatonya ia mengatakan, ia sering tampil di panggung, pentas dan acara-acara lainnya, tapi ketika harus berbicara di Darussalam ia deg-degan, “deg-degan luar biasa”, ungkapnya.

Selain itu, Faang juga bercerita tentang perjalanan band-nya, sejak kuliah sampai sekarang. Dan ada dua kata mutiara yang menarik untuk diingat, gak ada yang gak mungkin dan Allah memberikan sesuatu yang makhluknya. Setelah itu ia melantunkan dua buah lagu Wali, shalawat dan dik, dan terakhir menyanyikan lagu Darussalam.*

Miftah Farid Cjf

Baju Kopral

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *