Pada hari Senin (4, 07, 2022) sekira puluk 15.30 WIB, Mata Pelajar Indonesia berkesempatan untuk beramah taman dengan Kepala KCD (Kantor Cabang Dinas) Provinsi Jawa Barat Wilayah XII, Dr. Abur Mustikawanto, M. Ed. di ruang kerjanya di Jalan Sutisna Senjaya 231, Kota Tasikmalaya.
Pertemuan tersebut dihelat sehubungan dengan permintaan sebagai salah satu narasumber pada acara Samuh Bahasa dan Sastra (SBS) Bagian Kedua (#2) Mata Pelajar Indonesia (MPI). SBS #2 akan digelar pada hari Senin, 18 Juli 2022, pukul 13.00–15.00 WIB dengan tema “UKBI dan Bonus Demografi 2040” melalui webinar.
Lebih dari itu, silaturahmi MPI ke KCD XII juga dimanfaatkan untuk mengenalkan program-program MPI yang berhubungan dengan pendidikan dan kebudayaan. Tak disangka, gayung bersambut, bahkan Dr. Abur membalasnya dengan capaian-capaian kinerja KCD XII yang telah dipimpimnya selama 2,5 tahun.
“Kami telah terbiasa dengan penyelenggaraan kegiatan melalui teleconfrence. Coba kemari, lihat di layar monitor ini. Kami, di KCD telah menggelar lebih dari 100,” Ujarnya. Saya kemudian mendekat dan melihat deret e-flyer dengan beragam tema dan narasumber, dari lokal sampai dengan internasional.
Dr. Abur Mustikawanto, M. Ed. menjadi salah satu narasumber di Internasional Webinar
Saya katakan, “Wah, Pak Abur ternyata multitalenta, bukan hanya bidang pendidikan yang dikuasai, melainkan juga beragam tema, seperti pertahanan, seni, dan teknologi.” Saya pun menjadi paham karena Dr. Abur membuka latar belakang pendidikannya. Ternyata, Dr. Abur alumni Fisika ITB yang fasih berkomunikasi dalam bahasa Inggris.
Dr. Abur mengemukakan bahwa apa yang disampaikan bukan untuk gagah-gagahan. “Sebagai pemimpin saya harus menjadi contoh untuk rekan kerja saya. Jika tidak bisa, saya akan belajar pada ahlinya, dan pasti bisa. Intinya kolaborasi dan komunikasi,” akunya.
Salah satu bentuk kolaborasi Dr. Abur dengan Ikatan Remaja Mesjid Jawa Barat
Satu perbincangan yang menarik adalah perkara lawatannya ke berbagai sekolah di Kabupaten dan Kota Tasikmalaya. Baik melaksanakan tugas atau diundang untuk menjadi pembicara, Dr. Abur selalu membawa alat perekam wilayah (drone). Baginya pemetaan wilayah penting sebagai salah satu tolok ukur untuk pengembangan pendidikan, apalagi lokasi sekolahnya terpencil.
“Jadi, Pak Nizar, saya memiliki banyak koleksi foto dan video udara untuk melengkapi profil sekolah,” lanjutnya. Saya katakan, “Ini konten menarik dan jarang dilakukan, Pak Abur. Bahkan, direktori profil sekolah masih sedikit yang memanfaatkannya.”
Dokumentasi Pertemuan dengan KCD XII
Tak terasa waktu sudah hampir satu jam berlalu. Kami berbincang mengenai berbagai hal. Saya pamit karena ada hal lain yang harus diselesaikan. Sore itu, saya mendapat kesan bahwa sekiranya banyak pemimpin di lembaga pemerintah yang mampu melakukan pemberdayaan pada diri dan lingkungannya, berpikir kreatif dan solutif, serta membangun komunikasi dan kolaborasi tumbuh di masyarakat. Dr. Abur, dapat dikatakan, salah satunya.
Reporter dan penyunting: NME