Olplet dan Masagi

1 min read

Oplet dan Masagi

SMA tidak lepas dari yang namanya ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler dimaksudkan supaya siswa yang mempunyai potensi diluar materi yang biasa dipelajarinya sehari-hari didalam ruangan kelas dapat tersalurkan. Ekstrakurikuler bias juga disebut tempat pengembangan diri. SMA 6 Tasikmalaya misalnya, lebih dari 10 ekstrakurikuler ada di SMA yang sering disebut SIXTAZ ini. Setiap hari setelah KBM selesai, pasti ada saja ekskul yang sedang latihan, mulai dari PASKIBRA, PMR, sampai ekskul olajraga seperti Voli dan Basket. Tapi dibalik kesibukan masing-masing ekskul di SMA ini, ada satu ekskul yang menyita banyak perhatian, itu adalah Teater. Ekskul yang termasuk dalam kategori kesenian ini selalu menyita perhatian lebih disbanding ekskul lain

Teater di SMA 6 Tasikmalaya bernama Oplet. Oplet berdiri tahun 1999 berkat kerja keras Bapak Anang Firdaus, seorang guru kesenian di SMA ini. Oplet adalah singkatan dari Orientasi Pengenalan Ekstrakurikuler Teater. Oplet sendiri bermakna sebuah mobil antik yang perlu dijaga keantikannya. Mungkin Bapak Anang Firdaus ingin menjaga kesenian teater yang pada waktu itu hampir hilang seperti halnya menjaga keantikan mobil oplet tadi.

Teater oplet bias disebut produktif dalam mengoleksi piala-piala. Banyak perlombaan yang dimenangkan teater oplet. Mulai dari lomba baca puisi,pasanggiri maca sajak sunda, sampai yang paling membanggakan yaitu menjadi juara 1 di festival drama basa sunda se-priangan kategori musik terbaik di Bandung.

Pada tahun 2008, teater Oplet berganti nama menjadi teater Masagi. Masagi berasal dari bahasa sunda yang berarti persegi atau pas. Bentuknya yang simetris dan seimbang bermakna supaya anak-anak teater masagi dapat menyeimbangkan potensi dirinya baik itu dibidang seni, agama ataupun sosial dapat berguna di kehidupan bermasyarakat. Banyak orang yang mengira bahwa teater identik dengan ketidakteraturan. Teater Masagi yang sluruh anggotanya pelajar ingin menampik pendapat itu dengan membuat semua anggotanya menjadi pelajar yang berseni dan seniman yang terpelajar yang terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi. (ipung&yosef)

Suasana saat latihan drama untuk persiapan pentas. Cintya,Yunus,Yosef,dan Restu begitu mendalami peran yang dilakukannya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *