Pentingnya Beradaptasi  dan Melakukan Mitigasi Terhadap Ancaman Gempa

2 min read

Pasca gempa berkekuatan M6,5  tanggal 27 April jam 23:29:47 WIB yang mengguncang Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengungkapkan, pentingnya adaptasi terhadap ancaman gempa bumi bagi masyarakat khususnya di wilayah Jawa Barat. Alih-alih melakukan migrasi atau berpindah tempat, mitigasi seperti penyesuaian konstruksi bangunan menjadi kunci untuk menghadapi potensi gempa bumi di masa mendatang.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati dan PJ Bupati Garut sedang memberikan keterangan tentang Gempa Bumi yang terjadi di pesisir pantai Garut (28/04/2024). Foto dari BMKG.

Menurut Dwikorita, wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran, dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844. Intensitasnya pun cukup tinggi, di mana dalam satu tahun bisa terjadi beberapa kali gempa di wilayah tersebut.

“Jawa Barat memang rentan atau rawan mengalami gempa bumi, sehingga kalau ditanya potensinya ke depan bagaimana, pasti akan terulang bahkan dalam beberapa kali periode setahun dan tahun berikutnya terjadi lagi,” kata Dwikorita.

Menurut perkiraan sementara dampak dari gempa yang terjadi di pesisir pantai Garut tersebut merusak sebanyak 23 fasilitas pendidikan, kesehatan, dan peribadatan pada 60 desa di 4 kelurahan tersebar di 26 kecamatan.

Melihat dampaknya, penting meningkatkan kesadaran akan resiko bencana dan kesiapan dalam menghadapinya, serta menegaskan bahwa tindakan proaktif dan adaptasi yang tepat dapat membantu melindungi masyarakat dari dampak buruk gempa bumi.

Beradaptasi dan melakukan mitigasi terhadap ancaman gempa bumi adalah langkah penting yang harus diambil oleh masyarakat dan pemerintah untuk mengurangi risiko dan dampak yang mungkin ditimbulkan oleh bencana alam ini. Berikut adalah beberapa alasan mengapa adaptasi dan mitigasi sangat penting:

Keselamatan dan Perlindungan Jiwa. Adaptasi dan mitigasi dapat menyelamatkan nyawa. Dengan membangun struktur yang tahan gempa dan memastikan bahwa bangunan dan infrastruktur dapat menahan getaran, kita dapat melindungi masyarakat dari kerusakan yang parah.

Pengurangan Kerugian Ekonomi. Gempa bumi dapat menyebabkan kerusakan besar pada properti dan infrastruktur, yang mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan. Mitigasi seperti perencanaan tata ruang dan pembangunan yang mempertimbangkan risiko gempa dapat mengurangi biaya pemulihan pasca-bencana.

Kesiapsiagaan dan Respons Cepat. Melalui pendidikan dan pelatihan, masyarakat dapat lebih siap menghadapi gempa bumi. Kesiapsiagaan ini termasuk pengetahuan tentang tindakan yang harus diambil sebelum, selama, dan setelah gempa terjadi, yang dapat mempercepat respons dan pemulihan.

Pembangunan Berkelanjutan. Adaptasi dan mitigasi terhadap gempa bumi mendukung pembangunan berkelanjutan. Dengan memperhatikan risiko gempa dalam perencanaan pembangunan, kita dapat memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi dan sosial tidak terhambat oleh bencana.

Peningkatan Ketahanan Komunitas. Komunitas yang beradaptasi dengan risiko gempa dan memiliki rencana mitigasi yang kuat akan lebih tangguh. Ketahanan ini tidak hanya membantu selama gempa, tetapi juga dalam menghadapi bencana lainnya.

Pencegahan Kerusakan Lingkungan. Gempa bumi dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, seperti longsor dan perubahan bentang alam. Mitigasi yang efektif dapat membantu mencegah kerusakan ini dan menjaga kelestarian lingkungan.

Dengan memahami pentingnya beradaptasi dan melakukan mitigasi, kita dapat mengambil langkah proaktif untuk membangun masyarakat yang lebih aman dan tangguh terhadap ancaman gempa bumi.

Untuk mengurangi risiko gempa bumi, ada beberapa langkah konkret yang bisa diambil, meliputi:

Sebelum Gempa Bumi:

  • Mengenali struktur dan letak rumah Anda untuk mengetahui risiko penyebab gempa bumi, seperti likuifaksi, longsor, gunung berapi.
  • Merencanakan ulang struktur bangunan yang sudah rapuh agar lebih tahan gempa.
  • Mengetahui jalur evakuasi di tempat Anda sering berada, seperti rumah dan kantor.
  • Berlatih evakuasi serta menggunakan alat P3K.
  • Mencatat nomor telepon penting yang bisa dihubungi jika terjadi gempa bumi.
  • Mematikan air, gas, dan listrik jika tidak digunakan untuk menghindari kebakaran.
  • Memposisikan perabotan menempel pada dinding dengan dipaku atau diikat untuk menghindari jatuh.

Saat Terjadi Gempa Bumi:

  • Berlindung di bawah meja untuk melindungi diri dari benda-benda yang mungkin jatuh.
  • Hindari berlindung di dekat jendela kaca, karena ada resiko pecah.
  • Matikan kompor dan cabut peralatan elektronik jika Anda sedang memasak.
  • Lindungi kepala Anda ketika keluar rumah untuk menghindari kemungkinan atap roboh.

Setelah Terjadi Gempa Bumi:

  • Waspada terhadap gempa bumi susulan dan segera pergi ke tempat terbuka.
  • Tunggu informasi dari pihak berwenang jika keadaan sudah aman, sebelum kembali beraktivitas ke dalam ruangan.

Langkah-langkah ini dapat membantu mempersiapkan individu dan komunitas dalam menghadapi gempa bumi, sehingga dapat mengurangi risiko dan dampak yang mungkin terjadi. Penting untuk selalu mengikuti panduan dari otoritas setempat dan memperbaharui pengetahuan tentang mitigasi bencana.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *