Ada yang ingin kucari digemerlap kota ini
Mengapa tahun baru banyak sekali api
Berwajah pelangi, mengepul asap-asap pengap.
Mata tiap kepala saling terpaku dibiru tungku.
Lensa-lensa saling berhadap ingin mengingat
Bahwa pernah ada serupa kembang dari api.
Bisa menari, gugur dilangit malam.
Ada yang ingin kucari digemerlap kota ini
Beberapa manusia saling teriak, saling meniup
Bunyi-bunyi dingin di telinga. Dengan keras.
Uap-uap itu tak jadi jejak dalam telapak kilas.
Dan, dalam keramaian baru masih ada lalu berjalan.
Bocah-bocah di pinggir jalanan menyempatkan mata.
Sambil membawa suratkabar, gitar, harap yang nanar
Ada yang ingin kucari digemerlap kota ini
Di pinggir lampu berdigit, hijau turun merah
Tak sempat lewati kuning.
“Hati-hati mengemudikan sepi!” katanya.
Seorang penari dengan tatarias hendak berpentas.
Menjinjing speaker tampil bernyanyi dengan aki.
Lincah melangkahkan gemulai tubuhnya. Sementara
Kardus bekas yang menganga tak kunjung penuh.
Ada yang ingin kucari digemerlap kota ini
Mengapa aku bertanya, dan mencari
Meragukan diriku sendiri?
31 Desember 2010