Bunga-Bunga Pancasila

32 sec read

Pancasila kota, di tengah jalan sunyi para bidadari

 ***

Kemarin, Dalia sakit muntah

Ia bilang padaku, kemarilah, aku ada hadiah buatmu

Kukatakan, kaulah hadiah istimewaku

ada kecewa di sudut matanya, Dalia gusar.

Aku tanya, kenapa??

Dalia malah beringsut

Jangan katakan itu, aku akan mati, tegasnya

Aku terkesiap. Kau hanya muntah, tak lebih dari itu, kataku.

Tapi Dalia berkeras. Bukannya aku takut mati. katanya

Aku merinding. Ketajaman pemikiran jelas terpancar di matanya

Aku pun ciut, persepsi berbalik. Akulah yang sebenarnya takut mati. 

Jadi aku mengerti sekarang, Dalia tengah sadarkan aku dari tipuan kesenangan

Lalu kutanyakan, dimanakah aku bisa sisakan keindahan sebelum mati??

Dalia menatapku lembut.

Di sorga para koruptor, jawabnya. Akan ada seribu bintang di pundakmu jika sorga itu kau bagi rata, dengan kaum pinggiran kota.

O, inilah hadiah terindahku.

Lalu kutarik ujung simpul yang tak pernah terurai,

Esok kami akan mati,

Tentu, jika tak ada lagi luka di teras desa,

Dan kumcup-kuncup kami telah bermekaran di tanah para relawan.***

Pembukaan Vakansi Buku MPI 2023

Vakansi Buku 2023 Buku yang berisi gagasan dibangun melalui Aksara. Sebagaimana arti lugasnya, a (tidak) dan shara (punah), sebuah buku ingin menolak abai dari...
Nizar Kobani
51 sec read

BEDAH NOVEL PANDU HAMZAH

SEBUAH WILAYAH YANG TIDAK ADA DI GOOGLE EARTH Oleh Asep Chahyanto
Nizar Kobani
2 sec read

PERKAWINAN PUISI LIRIK DAN HAIKU

Oleh Hikmat Gumelar (Disampaikan dalam Diskusi Buku Puisi Gema Tanpa Sahutan Karya Acep Zamzam Noor pada acara Vakansi Buku MPI 2023, 17 Juni 2023,...
Nizar Kobani
11 min read

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *