Menjaga Keutuhan Puasa

2 min read


Puasa merupakan suatu kewajiban bagi seluruh umat islam, seperti firman Allah dalam surat al-baqarah ayat 183

$yg•ƒr’¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä |=ÏGä. ãNà6ø‹n=tæ ãP$u‹Å_Á9$# $yJx. |=ÏGä. ’n?t㠚úïÏ%©!$# `ÏB öNà6Î=ö7s% öNä3ª=yès9 tbqà)­Gs? ÇÊÑÌÈ

Yang intinya adalah Allah mewajibkan kepada seluruh Umat islam yang terdahulu maupun sekarang untuk berpuasa. Hakikat puasa menurut bahasa  adalah menahan. Sementara Secara syariat, Imam Al-Qurthubi -rahimahullah- berkata, “Dia (puasa) adalah perbuatan menahan diri dari semua pembatal puasa disertai dengan niat (ibadah), sejak dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.” (Tafsir Al-Qurthubi pada ayat 183 dari surah Al-Baqarah)

Imam An-Nawawi berkata -memberikan definisi puasa- dalam Al-Majmu’ (6/247), “Penahanan yang bersifat khusus, dari sesuatu yang tertentu, yang dikerjakan pada waktu tertentu, dan dilakukan oleh orang tertentu.”

Dan salah satu yang dapat membatalkan puasa adalah hawa nafsu. Karena walau semua setan dibelenggu oleh Allah, tetapi hawa nafsu tetap ada pada diri kita. Terkecuali kita bisa mengendalikan hawa nafsu itu. Insya Allah dapat dipastikan puasanya akan lancer.

Seperti kita ketahui bahwa berpuasa adalah langsung berhubungan dengan Allah. Kita tidak tahu apakah pahala puasa kita sama dengan orang lain. Atau bahkan lebih rendah dari orang lain? Nauzubillah

Oleh karena itu untuk menjaga keutuhan kita berpuasa, diperlukan usaha yang maksimal. Terutama dari diri kita sendiri karena kekuatan yang ada pada diri kita sangatlah besar, kemudian lingkungan pun bisa membantu mempengaruhi kita.

Niatkan semuanya Karena Allah

Dalam sebuah hadis dikatakan  “sesungguhnya perbuatan itu tergantung pada niat”. Niat berpengaruh besar terhadap apa yang kita lakukan. Sesuatu yang diniatkan bukan karena Allah akan terasa hambar. Karena di dalamnya tidak terdapat nilai luhur, melainkan nilai yang kurang baik seperti ingin dipuji dll. Hal ini penting dalam berpuasa, alangkah lebih baik ketika telah mengetahui dalil tentang berpuasa, kita berniat dengan setulus hati, apapun yang kita lakukan dalam berpuasa semuanya karena-Nya. Insya Allah dengan niat yang lebih dimantapkan akan menjaga keutuhan kita berpuasa.

Perbanyak Amal

Setelah kita berniat tulus karena Allah, langkah selanjutnya kita memperbanyak ibadah kita. Berbagai cara memperkaya amal kita adalah

–          Banyak berdoa

Salah satu tempat mustajab untuk berdoa adalah dalam bulan ramadhan. Di antaranya adalah ketika hendak berbuka puasa.  Waktu berbuka puasa merupakan waktu yang penuh keberkahan, karena diwaktu ini manusia merasakan salah satu kebahagiaan ibadah puasa, yaitu diperbolehkannya makan dan minum setelah seharian menahannya, sebagaimana hadits:

للصائم فرحتان : فرحة عند فطره و فرحة عند لقاء ربه

Orang yang berpuasa memiliki 2 kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka puasa dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-Nya kelak” (HR. Muslim, no.1151)

Keberkahan lain di waktu berbuka puasa adalah dikabulkannya doa orang yang telah berpuasa, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:

ثلاث لا ترد دعوتهم الصائم حتى يفطر والإمام العادل و المظلوم

‘”Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang terzhalimi” (HR. Tirmidzi no.2528, Ibnu Majah no.1752, Ibnu Hibban no.2405, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi)

Oleh karena itu, jangan lewatkan kesempatan baik ini untuk memohon apa saja yang termasuk kebaikan dunia dan kebaikan akhirat.

Selain dalam berbuka puasa, ada waktu yang sangat mustajab untuk kita berdoa. Yaitu pada malam lailatulqodar, suatu malam yang lebih utama dari 1000 bulan Sebagaimana firmanAllah Ta’ala:

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

Malam Lailatul Qadr lebih baik dari 1000 bulan” (QS. Al Qadr: 3)

Pada malam ini dianjurkan memperbanyak ibadah termasuk memperbanyak doa. Sebagaimana yang diceritakan oleh Ummul Mu’minin Aisyah Radhiallahu’anha:

قلت يا رسول الله أرأيت إن علمت أي ليلة ليلة القدر ما أقول فيها قال قولي اللهم إنك عفو كريم تحب العفو فاعف عني

“Aku bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, menurutmu apa yang sebaiknya aku ucapkan jika aku menemukan malam Lailatul Qadar? Beliau bersabda: Berdoalah:

اللهم إنك عفو كريم تحب العفو فاعف عني

Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah aku‘”(HR. Tirmidzi, 3513, Ibnu Majah, 3119, At Tirmidzi berkata: “Hasan Shahih”)

Pada hadits ini Ummul Mu’minin ‘Aisyah Radhiallahu’anha meminta diajarkan ucapan yang sebaiknya diamalkan ketika malam Lailatul Qadar. Namun ternyata Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mengajarkan lafadz doa. Ini menunjukkan bahwa pada malam Lailatul Qadar dianjurkan memperbanyak doa, terutama dengan lafadz yang diajarkan tersebut.

 

 

–          Banyak membaca al-Quran

Selain memperbanyak berdoa, kita dianjurkan untuk lebih banyak membaca al-Quran. Dalam sebuah keterengan “hari di dalam puasa terbagi dua, sebagian untuk berdoa dan sebagian lagi untuk membaca al-Quran. Sangat jelas Allah sangat menganjurkan untuk lebih banyak membaca al-Quran dibandingkan dengan aktifitas lain. Perlu kita ketahui bahwa dalam satu huruf al-Quran terdapat sepuluh kebaikan. Kita bisa membayangkan apabila kita mengkhatam al_quran, berapa ribu kebaikan yang akan kita raih.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *