DARIPADA ngegali kocek demi menjumpai Septiawan Santana K untuk medengarkan petuahnya agar bisa belajar menulis, lebih daik pergi ke toko buku di kawasan Matraman. Apa soal? Selain ada ribuan buku domestic dan impor, buku Septiawan Santana ngajugleg juga disana. 25 ribu itu bisa ditukar dengan bukunya menulis itu ibarat ngomong. Cara paling jitu untuk belajar nulis ala Kang Setiawan, tapi tak perlu banting badan higga Cicalengka di Bandung tempat ia tinggal.
140 + VIII halaman bukan buku yang besar untuk diraba sebelum dibaca. Melihat lihat dulu, ala seorang pembeli, setelah melihat isinya cukup satu keputusan saja, menentengnya pulang.
Unik dan menarik, di sampul saja sebenarnya sudah mampu menggambarkan isi dalam buku itu. Ada seorang berkacamata sedang menulis (entah asyik atau panic) memancing semangat yangtinggi. Semacam toa (spiker atau apa) juga nampak, kelihatn sekali, penulisnya ingin sedikit berorasi, pidato, ceramah dan semacamnya, yang penting kata-katanya akan membantu kita belajar menulis.
Garis besar isi buku ini mengumbar soal artikel, berbagai macam artikel, macam contoh, cara merancang artikel serta petuah yang bercerita tentang manfaat ngomong lewat menulis, asyik bukan. Bagi pemula, buku ini cukup jadi referensi saja kalau gak di wajibkan. Sebab, tak membeli rasanya kurang afdol.